PPKKOSGORO 1957 sebagai organisasi kemasyarakatan tidak pernah bergeser dari motivasi kelahirannya dan menetapkan dirinya secara fungsional baik untuk dimensi politik, sosial ekonomi dan sosial budaya. Di bidang sosial budaya, PPK KOSGORO 1957 mengembangkan pendidikan, karena bagi PPK KOSGORO 1957 upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan
KOSGORO adalah singkatan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong yang berdiri pada tanggal 10 November 1957. Kosgoro merupakan salah satu KINO Kelompok Induk Organisasi, disamping SOKSI dan MKGR, yang melahirkan Sekretariat Bersama Golongan Karya Sekber Golkar pada 20 Oktober 1964. Kino-kino tersebut pada tahun 1970 mengeluarkan keputusan bersama untuk ikut menjadi peserta pemilihan umum melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya GOLKAR. Logo yang menjadi tanda gambar GOLKAR sejak Pemilu tersebut tetap dipertahankan hingga sekarang. KOSGORO didirikan oleh Mas Isman Ayah dari Hayono Isman/ Ex Menpora RI, Mas Isman adalah Ex Komandan pejuang Tentara Pelajar Jawa Timur/ TRIP, KOSGORO memiliki semboyan Tri Dharma yaitu Pengabdian, Kerakyatan dan Solidaritas. KOSGORO sebagai Induk Organisasi memiliki gerakan, badan, dan lembaga yang merupakan alat kelengkapan organisasi, yang terdiri dari Gerakan Mahasiswa Kosgoro Gema Kosgoro, Generasi Muda Kosgoro GM Kosgoro, Badan Musyawarah Pengusaha Swasta Bamuhas, Wanita Kosgoro, dan Lembaga Bantuan Penyuluhan Hukum Kosgoro LBPH Kosgoro. KonsolidasiKosgoro 1957 Kaltim, Dave Tegaskan Komitmen Menangkan Partai Golkar - Partai Golongan Karya. PROFIL. Kantor Partai; Sejarah; Visi dan Misi; Profil Pimpinan; Tugas dan Fungsi; Struktur Organisasi; Media Partner. Golkar Indonesia; Kabar Golkar; PEJABAT. Eksekutif. Menteri Koordinator Perekonomian; Menteri Perindustrian; Menteri Pemuda LATAR BELAKANG A. Perang Dunia II Perkembangan KOSGORO 1957 tak dapat dipisahkan dari perkembangan bangsa Indonesia. Karena Sejarah KOSGORO 1957, merupakan bagian dari perkembangan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Dan Sejarah Perjuangan bangsa tak dapat dipisahkan dari Pergolakan dan Perkembangan Dunia Internasional. Sejarah mencatat, beberapa abad sebelum pecah Perang Dunia II, hampir seluruh Asia, Timur Tengah, Afrika dan Pasifik berada dibawah kekuasaan Negara-negara Imprialis Barat, terutama Inggris, Prancis,Belgia dan Belanda Secara bertahap berkembang berbagai negara industri maju yang menguasai teknologi, terutama teknologi perang. Perbedaan atas berbagai kepentingan, kompetisi dominasi dan berbagai permasalahan, memacu perseteruan antar bangsa, yang menjurus pada konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar Dunia terbagi dalam dua aliansi militer yang berlawanan Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan melibatkan lebih dari 100 juta personil. Dalam keadaan “perang total,” pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia. Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai saat Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai. Dua negara yang sangat menonjol pernanannya dalam Perang Dunia II, yakni Jerman dibawah pimpinan Diktator Adolf Hitler dan Jepang dibawah pimpinan Kaisar Hirohito mengembangkan diri sebagai negara Industri Maju dengan membangun mesin perang secara besar-besaran. Jerman mengembangkan pemikiran Karl Haushorfer yang pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hittler. Pemikiran Haushorfer di samping berisi paham ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme, yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga di dunia berkembang di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Semangat inilah yang memacu perang dunia kedua yang menelan banyak korban. Sukses dibidang industri, mengarah pada Industri Perang secara besar-besaran. Jepang dengan kekuatan Darat, Laut dan Udara bergerak menguasai hampir seluruh wilayah jajahan di Asia dan Pasific, dengan melucuti Tentara Kolonial Barat. Dalam tiap pertempuran, di wilayah Asia Timur, Jepang meraih kemenangan. Sehingga, disebutkan Balatentara Dai Nippon, berjaya dalam Perang Asia Timur Raya. Untuk menunjukkan kekuatannya, Angkatan Udara Jepang membombardir Pearl Harbour di Honolulu Hawai, sebagai Pangkalan Angkatan Laut Terbesar Amerika Serikat di Pasific. Peristiwa itu terjadi, pada subuh 7 Desember 1941. Tercatat, ratusan Kapal Perang, ratusan Pesawat Tempur, ribuan bangunan hancur lebur. Manusia yang jadi korban tercatat orang. B. Balatentara Dai Nippon di Nusantara Tahun 1942, Balatentara Dai Nippon, mendarat di pantai-pantai Nusantara, melucuti Tentara Kolonial Belanda, menguasai seluruh Nusantara dan menghembuskan pengertian sebagai Saudara Tua Indonesia. Perang di Eropa, mendorong pihak Barat untuk membentuk Kekuatan Sekutu, yang di motori oleh Amerika, Inggris, Prancis dan Rusia. Kekuatan Sekutu ini kemudian berhadapan dengan Tentara Jerman dan Tentara Italia, baik di fron Eropa, Timur Tengah maupun Afrika. Serbuan Tentara Nazi Jerman ke arah timur, mendapat perlawanan Tentara Rusia. Di Eropah Barat, tentara sekutu mempersiapkan Invasi Normandia. Sejak 6 Juni hingga 25 Agustus 1944, Tentara Sekutu bertempur di sepanjang pantai Normandia dan meraih kemenangan dengan memburu dan menghancurkan Tentara Nazi Jerman. Tentara Sekutu dipimpin oleh Jenderal Eisenhower dari Amerika dan Jenderal Montegomery dari Britania Raya. Keberhasilan Sekutu melumpuhkan kekuatan Poros di Eropa yakni Jerman dan Italia di Eropa, Timur Tengah dan Afrika mendorong Amerika untuk segera mengakhiri Perang di Asia dan Pasific. Untuk itu Amerika menjatuhkan Bom Atom pada tanggal 6 Agustus 1945 di kota Hirosima dan tanggal 8 Agustus 1945 di kota Nagasaki. Jutaan manusia mati bagai debu di kedua kota Jepang itu. Dengan nada pilu, medio Agustus 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan seluruh Balatentara Dai Nippon menyerah kepada Sekutu, diseluruh front pertempuran terutama di Asia Timur dan Asia Tenggara. Di Indonesia, kekalahan Jepang ditandai dengan berlangsungnya penyerahan kekuasaan kepada Pemerintah Kolonial Belanda bersama Pasukan Sekutu, dimanfaatkan Pemuda-pemuda Indonesia untuk merampas persenjataan Tentara Jepang, yang menyerahkan diri. Berada dibawah tekanan pengusasa Jepang selama 3,5 tahun terasa sangat menyakitkan. Sehingga, di banyak tempat terjadi pertempuran, kerusuhan dan penjarahan, oleh Orang-orang Indonesia terhadap fasilitas dan logistik Tentara Dai Nippon. INDONESIA MERDEKA A. Proklamasi Kemerdekaan Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, dimanfaatkan oleh Para Penguasa Jepang di Indonesia untuk memproses Kemerdekaan Indonesia, melalui kerjasama dengan para tokoh Pergerakan Indonesia Merdeka. Kerjasama antara para tokoh Indonesia dengan Penguasa Jepang, meresahkan para pemuda pejuang Indonesia. Sehingga, pada tanggal 16 Agustus 1945 malam hari, Bung Karno dan Bung Hatta di culik para Pemuda Pejuang dan dibawa ke Rengasdengklok untuk membuat Naskah Proklamasi. Para Pemuda Pejuang ini antara lain Chairul Saleh, Sukarni, Wikana, Kasman Singodimejo, DN Aidit, dll. Pada Hari Jumat, 17 Agustus 1945, dalam bulan Romadhon, di halaman rumah kediaman Bung Karno Jalan Pegangsaan Timur 56 sekarang Gedung Pola Jakarta, Bung Karno didampingi Bung Hatta memproklamirkan Indonesia Merdeka dihadapan ratusan para tokoh dan para pemuda pejuang kemerdekaan. Untuk meyakinkan dukungan rakyat, berlangsung Rapat Umum Ikada, pada tanggal 19 September 1945, yang di hadiri oleh ribuan rakyat Jakarta mendengarkan amanat Bung Karno di bawah todongan bayonet Tentara Jepang. Kumandang Proklamasi Kemerdekaan, menyebar keseluruh tanah air yang disambut dengan gegap-gempita oleh seluruh Rakyat Indonesia, yang ditandai dengan tindakan-tindakan balasdendam para Pemuda Indonesia terhadap Balatentara Dai Nippon. B. Tentara Sekutu di Indonesia Pada sisi yang lain, Sekutu menugaskan kepada Tentara Inggris dibantu oleh Tentara Australia untuk mengambil-alih kekuasaan di Indonesia. Bersama Tentara Inggris juga mengikut-sertakan Tentara Australia, Tentara Gurkha, tentara India dan tentara Pakistan. Kehadiran Tentara Sekutu sebagai penguasa baru, menjadi masalah besar karena kehadirannya tidak di terima dan dianggap sebagai “Penjajah Baru”. Sehingga dibanyak tempat terjadi pertempuran antara Tentara Sekutu dengan Para Pemuda Indonesia. Kota Surabaya, yang menjadi sasaran penguasaan Tentara Sekutu. Para Pemuda Surabaya, dengan senjata rampasan dari Tentara Jepang dan Senjata apa adanya berperang dengan Tentara Sekutu. Dikota ini terbentuk satuan-satuan kekuatan antara lain BKR Barisan Keamanan Rakyat pimpinan Kol. Sungkono, Barisan Pemberontak Indonesia pimpinan Bung Tomo, Pasukan Tentara Pelajar TRIP Tentara Republik Indonesia Pelajar JAWA TIMUR pimpinan Mas Isman, Pemuda Pesindo dan lain-lain. Terjadi Perang Delapan Belas Hari, yang melibatkan seluruh kekuatan di kota Surabaya, dalam salah satu pertempuran Panglima Tentara Sekutu di Surabaya Brigadir Jenderal Malaby terbunuh. Pertempuran yang berakhir tanggal 10 Nopember 1945 kemudian disahkan sebagai Hari Pahlawan. KOSGORO TERBENTUK A. Prakarsa 33 Pejoang Pada tahun 1957 itu, sebahagian besar, terutama para Pimpinan TRIP Jawa Timur, telah berada di Jakarta dan menempati posisi-posisi yang baik, baik di lingkungan Pemerintahan, di lingkungan Angkatan Bersenjata Bersenjata Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Kepolisian, dilingkungan Diplomatik, maupun di lingkungan Dunia Usaha. Tanggal 10 Nopember 1957 itu, berlangsung Peringatan 12 Tahun Hari Pahlawan di Istana Merdeka. Sekembali mereka dari peringatan itu para Anggota TRIP Jawa Timur yang sudah berada di berbagai posisi, berkumpul di rumah kediaman Mas Isman di Jalan Sabang Jakarta, untuk membahas perkembangan kebangsaan dan kenegaraan. Diskusi singkat itu menghasilkan kesepakatan, mendirikan koperasi dengan keanggotaan para anggota TRIP Jawa Timur yang ada. Dengan begitu, KOSGORO didirikan pada tanggal 10 Nopember 1957, di Jakarta oleh 33 tigapuluhtiga Pejuang Kemerdekaan yang tergabung dalam TRIP JAWA TIMUR Pimpinan Mas Isman, yang pada awalnya sebagai Koperasi Simpanpinjam Gotong Royong, yang kemudian berubah menjadi Koperasi Serbausaha Gotong Royong. Menurut catatan sejarah, ke 33 tigapuluhtiga Pejuang Anggota TRIP Jawa Timur yang turut menandatangani Pembentukan KOSGORO itu terdiri dari Ir. A. O. Wijarso, Abdullah Kusrin, Arie Arismunandar, Drs. Bambang Sentanu, Dicky Mudhanu, Drs. Gempa Suyono, Hasan Hafid Saleh, Drs. Hutomo Said Hidayat, Drs. Imam Sukardjo, Yubiadi Partodirdjo, S. Kasnowidjojo, Mas Isman, Putranto, Prio Sanyoto, Rudy Lamingat, Bendol Edardono, Susilo, Sukarman, Subiyakto, SH, MW. Soedarto Darto Perang, Sukamto Sayidiman, Bebek Sudianto, Dr. Sardjito, Sutopo Sri Sadono, Tamun Widjajadi, Warsono, Suwarso Waritjo, Kustur PSY, Dr. Warno Supono, Drs. Sudjoko, Drs. Pongky Supangkat. Sulman Sandjojo dan Sujono DK Djoko Dingklik. Dalam kesempatan itu juga hadir Anggoro Widjojo Om Ang seorang pengusaha pejuang dari Malang, teman karib Mas Isman dan AKBP Ariesmunandar yang bertindak sebagai Notulis Pertemuan. Makna Kelahiran Pendirian KOSGORO pada dasarnya merupakan upaya politik Para Pejuang Kemerdekaan untuk menguji krenteg tekad para pejoang kemerdekaan dalam dua bidang pengabdian, yakni 1. Pengabdian untuk memerdekakan bangsa dari segala bentukpenjajahan. 2. Pengabdian untuk merngangkat derajat bangsa yang selama350 tahun merana sebagai bangsa terjajah. Dengan demikian, makna kelahiran KOSGORO adalah Untuk MENGUJI TEKAD krenteg pemuda-pemuda pejoang 1945 guna dalam kondisi-kondisi baru yang lebih rumit tetap mengemban cita-cita dan nilai-nilai 1945 yang per nah mempersatukan serta menggelorakan bangsa. Dengan demikian maka dikandung harapan agar para pemuda pejo­ang disatu fihak sanggup memberi makna dan isi pada ke-merdekaan, dan dilain fihak mampu menjunjung kesinambungan perjoangan bangsa serta kehidupan bangsa. Untuk mengajak pemuda-pemuda pejoang 1945 agar terus mengembangkan JIWA PERINTIS DAN DAYA-JUANGNYA dalam me-dan pengabdian baru, oleh karena rakyat dalam banyak segi kehidupan masih memerlukan perintisan guna meningkatkan harkat dan martabatnya serta mengangkat tingkat kehidupannya. Secara pokoknya ini berarti mengembangkan jiwa perintis dan daya juang guna mewujudkan Amanat Penderitaan Rakyat. Untuk menghimbau para pemuda pejoang 1945 supaya tetap memelihara tradisinya yang paling berharga, yaitu semangat dan kemampuan untuk BERDIRI DIATAS KAKI letak makna pokok dari kelahiran KOSGORO beserta perkembangannya kemudian. Dan disini pulalah letak landasan keabsahan bagi kehadiran KOSGORO dalam arena kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesemuanya ini dituangkan secara azasi dalam doktrin yang bernama TRIDHARMA KOSGORO yang akan dibentangkan nanti, yang pada hakekatnya merupakan doktrin pengabdian. Sikap Dasar Kebangsan Bertolak dari hasrat pengabdian kepada segenap bangsa serta Rakyat Indonesia dalam keseluruhannya dan sadar akan pentingnya kesinambungan tradisi perjoangan bangsa serta persatuan bangsa, maka KOSGORO tidak menkhaskan diri dengan menampilkan ideologi tertentu, namun tetap menjunjung tinggi ideologi Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Sikap dan ketetapan hati pada Pendiri KOSGORO untuk tidak mengenal atau mempergunakan ideology lain selain ideology Pancasila, menunjukkan sikap kebangsaan utuh yang teguh dari para mantan pejuang ini, terhadap bangsa, Negara dan tanah air. Pancasila yang digali dari kepribadian bangsa, yang lahir mengawali lahirnya republic, mencerminkan watak dan kepribadian bangsa tak ada pilihan lain, selain Pancasila menjadi dasar dan keabsahan hidup KOSGORO. Sikap kebangsaan ini yang cinta tanah menjadi watak KOSGORO Undang Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan structural kehidupan kenegaraan yang tak terpisahkan dari Pancasila, merupakan juga landasan structural kehidupan KOSGORO, sebagai organisasi pejuang dan organisasi perjuangan, yang lahir dimasa perjuangan bangsa itu. Dengan dasar itu, maka KOSGORO menjadi organisasi massa yang tak akan pernah terpengaruh oleh tindakan-tindakan yang mengesampingkan persatuan dan kesatuan bangsa, dengan rasa kebangsaan yang kental. Dalam kegiatannya, Koperasi KOSGORO memilih kegiatan-kegiatan kecil yang bermanfaat langsung bagi kepentingan anggota dan rakyat pedesaan. Pertumbuhan KOSGORO, bertekad untuk memanifestasikan jiwa perintisnya dalam karya-karya kecil yang nyata dan yang majifaatnya langsung terasa oleh rakyat. Maknanya ialah untuk mentransformasikan heroisme perjoangan para pemuda menjadi PENGABDIAN NYATA yang sunyi pamrih pribadi dalam mengangkat tingkat hidup rakyat, tanpa membatalkan hakekat dari heroisme perjoangan itu. Melihat situasi dan kondisi masyarakat saat itu maka diputuskan untuka. Memilih koperasi sebagai wahana perjoangan dan pengabdi­an. Ini selain karena liwat koperasi bisa dihasilkan karya-karya yang nyata, juga karena koperasi bisa meru­pakan wahana pemersatu dengan mengembangkan khasanah warisan budaya bangsa, yakni azas dan metode gotong royong. a. Koperasi hanya berbicara dan berbuat untuk kesejahteraan b. Koperasi juga tidak mengenal ideologi lain selain Panacasila dan tidak mengenal landasan lain selain Undang Undang Dasar 1945. c. Koperasi tidak berpolitik dan terpengaruh partai politik. sehingga KOSGORO menjadi naungan para pejuang kemerdekaan yang tidak krasan di partai-partai politik dan tidak suka melihat pertikaian dan perseteruan antar partai politik. Karya-karya kecil yang langsung bermanfaat Berkat dedikasi anggotanya yang mampu mengembangkan jiwa perintis dalain menangani seribu satu masalah kecil, maka KOSGORO dalam waktu yang relatif singkat berhasil meraih simpati masyarakat luas, khususnya rakyat kecil, sehingga menjadi tersebar disegenap penjuru tanah air. Ini karena KOSGORO memusatkan diri pada karya-karya nyata yang kecil namun langsung bermanfaat bagi rakyat. Perkembangan tersebut di mungkinkan karena KOSGORO semenjak mengayunkan langkah pertamanya selalu diresapi oleh Sambung Jiwa, Sambung Rasa dan Sambung Nalar dengan Rakyat. Ini tercermin dari semboyan yang di junjung tinggi oleh para anggota dalam mengembangkan kegiatannya dengan semboyan KEMBALI KE DESA. Yang makna pokoknya ilah agar berorientasi pada Rakyat Kecil. Dalam pengembangannya, KOSGORO selama periode 1957-1970, berhasil mencapai berbagai prestasi, antara lain dibidang Industri RumahTangga Home Industry, Produksi Kebutuhan Masyarakat seperti Rokok, Tahu, Tempe, Kecap dll., Industri Besar & Perkebunan Besar, Simpan Pinjam, Permodalan dan Perbankan dan bidang-bidang lainnya. Organisasi Koperasi KOSGORO telah terbentuk dan teeorganisir secara baik. Primer koperasi terbentuk dalam jumlah ratusan, Pusat Koperasi terbentuk di beberapa provinsi dan Induk Koperasi terbentuk di Jakarta. Dalam sejarah perkoperasian nasional, Koperasi KOSGORO merupakan salah satu koperasi masyarakat yang sangat menonjol. Namun kemudian lahir Undang Undang Perkoperasian tahun 1968, yang tidak membenarkan koperesi mempernakan nama organisasi massa Ormas atau Partai Politik. Dengan peraturan itu, koperasi-koperasi KOSGORO merubah namanya dengan nama lain dan dengan demikian Induk Koperasi KOSGORO membubarkan diri. Unit-unit Simpan Pinjam Koperasi KOGORO di JawaTengah dan Jawa Timur, merubah dirinya menjadi Bank Perkreditan Rakyat dalan bentuk PT Perseroan Terbatas dengan mempergunakan nama-nama gunung berapi, seperti BPR Gunung Semeru, BPR Gunung Merapi dan lain lain yang hingga kini masih Diri Setelah KOSGORO membuktikan diri memiliki hak hidup dalam waktu yang singkat itu, maka KOSGORO mulai tahun 1962, membuka dirinya bagi semua putera Indonesia, tanpa memandang status sosial, keturunan, jenis kelamin, usia dan agamanya. Hampir seluruh satuan Tentara Pelajar TP dari Seluruh Wilayah Tanah Air bergabung dalam KOSGORO, seperti Tentara Pelajar Sumatera Utara, Tentara Pelajar Solo, Tentara Pelajar Yogya, Tentara Pelajar Siliwangi, Tentara Pelajar Banyumas, dan lain-lain. Lebih daripada itu, potensi di luar Ex Tentara Pelajar juga bergabung dalam KOSGORO. Pada saat itu muncul nama-nama tokoh Tentara Pelajar seperti Yasin Limpo dari Sulawesi Selatan, Martono dan Wahyu Widodo dari Jawa Tengah, Osman Simanjuntak dari Sumatera Utara, HM. Aseni dan H. Achmadi dari DKI Jakarta/Siliwangi, Yahya Bachram dari Lampung dan lain lain. Dengan demikian, maka KOSGORO terbentuk dan tersebar hampir diseluruh Indonesia. Terancam Pembubaran Kepesatan perkembangan KOSGORO sebagai Gerakan Koperasi yang sangat menonjol bahkan turut ambil bagian dalam masalah-masalah politik nasional, yang mendorong Partai Komunis Indonesia PKI yang pada saat itu menguasai per-politik-an nasional, melancarkan intik dan isu, yang dikembangkan melalui Istana Kepresidenan. Dikembangkan, bahwa KOSGORO adalah Agen CIA. Itu sebabnya, MW. Soedarto yang aat itu berpangkat Kolonel dan menjadi Ajudan Presiden Soekarno, dipanggil dan diinterogasi tentang kebenaran isu itu. Tapi dengan tegas Soedarto membantah dan berbalik menuntut bukti-bukti keterlibatan KOSGORO dengan CIA, yang tak mampu dibuktikan. Sejak itu, KOSGORO dapat berkembang dengan hak hidup yang tidak terganggu oleh intrik politik. Organisasi Majemuk Kehadiran berbagai unsure Tentara Pelajar dan Kalangan Lain, telah membuat Rumah KOSGORO menjadi sangat besar. Hal itu mendorong organisasi ini untuk memilah keunsuran itu, sesuai fungsi, profesi dan kemampuan khusus dalam bentuk Gerakan, Badan dan Lembaga. Sehingga, KOSGORO menjadi Organisasi yang Majemuk. Oleh karenanya, di Sekber Golkar KOSGORO mrupakan salah satu Kino Kelompok Induk Organisasi, yakni kumpulan dari berbagai organisasi fungsional dan profesi seperti Sarjana, Mahasiswa, Pemud, Wanita, Pelajar, Pelaut, Pekerja/Buruh, Tani, Nelayan dan lain lain. Gerakan Massa Kudeta Berdarah, 30 September 1965 oleh membuat kekuatan nasional bersatu dan turut ambil bagian dalam penumpasan sisa-sisa kekuatan Komunis di seluruh tanah air. Sehingga, mau tak mau terjadi perubahan politik nasional. Perubahan politik tahun 1965/1966 itu, menempatkan Sekber Golkar yang dianggap dekat dengan Angkatan Darat sebagai salah satu kekuatan nasioal yang diharapkan dapat mengambil peranan dalam politik nasional. Hal itu pula yang mendorong para pimpinan KOSGORO untuk menentukan sikap yang lebih tegas, untuk memperkuat Kekuatan Nasional lain dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perubahan politik tahun 1965/1966 itu, Kino-kino anggota Sekber Golkar juga mengalami pasang surut. Yang kemudian berkembang dengan caranya sendiri-sendiri. Dari ketujuh Kino yang ada, hanya KOSGORO, SOKSI dan MKGR yang terus mengembangkan dirinya sesuai dengan gagasan awal kelahirannya dan tetap berada dibawah koordinasi Sekber Golkar. KOSGORO mengembangkan dirinya dalam bidang social ekonomi, khususnya koperasi dan perekonomian rakyat, SOKSI menmgembangkan dirinya dengan melanjutkan pembinaan gerakan pekerja buruh dan karyawan, sedangkan MKGR melanjutkan kegiatannaya bidang Dakwah Islam. Kendatipun begitu, sesuai iklim politik dan tuntutan perjuangan bangsa, ketiga KINO ini kemudian berkembang dalam berbagai bentuk kegiatan, sebagaimana partai-partai politik yang ada saat itu. Sadar akan tuntutan perjuangan bangsa kedepan, KOSGORO kemuidian men-deklarasi-kan dirinya sebagai Organisasi Kemasyarakatan terhitung sejak 11 Maret 1966, melalui Musyawarah Besar I KOSGORO tahun 1966 di Semarang. Sejak itu, KOSGORO tidak hanya sebagai gerakan koperasi saja, tapi juga sebagai Gerakan Massa sehingga ia menjadi organisasi kemasyarakatan Ormas. Dengan demikian, maka KOSGORO bagaikan uang dengan dua sisi, yakni sebagai Gerakan Massa dan sebagai Gerakan Koperasi, dengan dua pengertian yakni KOSGORO sebagai Koperasi Serbausaha Gotong Royong dan KOSGORO sebagai Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong. Tahun 1967, Mas Isman mengakhiri masa tugasnya sebagai Duta Besar RI di Cairo Mesir dan mendapat tugas baru di Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta. Dengan tugasnya di dalam negeri, maka perhatian bagi pengembangan KOSGORO dapat beliau laksanakan secara penuh. Mencermati perkembanagan KOSGORO terkait perkembangan bangsa secara keseluruhan, Mas Isman menerbitkan Perdoman Perjoangan KOSGORO pada tahun 1968. Dengan pedoman itu, baik barisan kader maupun organisasi KOSGORO memiliki pemandu dalam turut ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Beberapa proyek kegiatan KOSGORO oleh Mas Isman secara bertahap di benahi. Antara lain, suratkabar Harian Gotong Royong yang dipimpin oleh Budayawan Iwan Simatupang, sejak 1968 diganti namanya menjadi Warta Harian dan Warta Minggu. Manajemen suratkabar ini kemudian diperkuat oleh Suratman Almarhum, adik Mas Isman dan beberapa tokoh lain. Dalam pembekalan bagi wartawan muda, telah diadakan “semacam perkaderan” tentang Pers dan ke-KOSGORO-an. Beberapa orang wartawan muda yang memperkuat media cetak ini antara lain H. Azkarmin Zaini sekarang Pemimpin Redaksi An TV, Panda Nababan mantan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Wahyudi Mochtar, Sumartono, Rahadi Sutoyo, Yuyu Mandagi, Asbari Nurpatria Krisna, dll. Khusus ujntuk Warta Minggu, yang dipimpin Budayawan Betawi Firman Muntaco, dan Djonharro Kak Djon sebagai Redaktur Muda-nya, yang membina Lembaran dan Klub Remaja Sanggar Beringin, yang juga berkembang secara Nasional dan menjadi salah satu sumber kader KOSGORO. Tanpa disadari, Sangar Beringin yang berawal dari Lembaran Remaja di suratkabar Warta Minggu berkembang menjadi organisasi remaja yang tersebar secara Nasional. Beberapa kota di Jawa dan Sumatera, organisasi terbentuk dan berkembang dengan baik. Sanggar Beringin sebagai wadah Persinggahan dan Persemayan Remaja Tunas Bangsa. Di Redaksi Remaja Warta Minggu, tercatat penyair muda yang sekarang mencuat di blantika nasional dan pernah menyumbangkan karya nya antara Noorca Marendra, Yudistira Ardinugraha, Hendrawan Nadesul, Saliban Sastra, Priyono Tjiptoherijanto Prof. DR, Udhin dan puluhan penulis muda lainnya. Untuk membuktikan keberadaan Sanggar Beringin secara Nasional, pada bulan Juni 1968 berlangsung Ramanas Ramah Tamah nasional Sanggar Beringin yang di hadiri oleh utusan dari beberapa daerah seperti dari Surabaya, Malang, Ungaran, Yogyakarta, Bandung, Bogor. Tanjungkarang, Medan, Pekanbaru, dan lain lain. Sisi lain dari perkembangan kesempurnaan KOSGORO yang tidak saja sebagai Gerakan Koperasi, tapi juga sebagai Gerakan Massa, menunjukkan kekokohan bangunan organisasi dengan kehadiran tokoh-tokoh nasional yang memperkuat organisasi ini. Tercatat tokoh nasional dan Guru Besar UI, Prof. Dr. Isdmail Sunny, SH, MCL, mantan diplomat Soedjoko Hudionoto, Bus Effendi, Djoko Suyono dan lain. Juga dalam periode itu mulai bergabung Drs. J. Imam Soedarwo, Buyung Tamin, DM. Sihite, Rudy Hutabarat – dari kalangan Pergerakan Perburuhan. Dan tokoh-tokoh muda seperti Hikmatullah, H. Effendi Jusuf SH, Marzuki Achmad SH., Thomas Manurung, Yahman Saidah, Chandra Maruli Situmorang dan beberapa tokoh muda lainnya. Konsolidasi Tahun 1978 Kelahiran Generasi Muda KOSGORO sebagai wadah baru ini disambut gembira oleh seluruh Keluarga Besar KOSGORO seluruh Indonesia. Mas Isman selaku pimpinan KOSGORO mengambil sikap yang tegas dengan Menetapkan Generasi Muda KOSGORO sebagai wadah baru pengintegrasian Permuda KOSGORO, Gerakan Mahgasiswa KOSGORO, Gerakan Siswa KOSGORO dan Wadah Remaja SANGGAR BERINGIN. Mengaktifkan kembali seluruh slagorde KOSGORO secara nasional. Menyelenggarakan Mubes III KOSGORO pada bulan Juni 1978 di Semarang dengan kembali mengkonsolidasi KOSGORO secara Nasional. Sejak Mubes Semarang itulah, KOSGORO kembali terkonsolidasi. Secara bertahap terbentuk kembali Gerakan Mahasiswa KOSGORO, Ikatan Sarjana KOSGORO, Wanita KOSGORO, Majelis Dakwah Ukhuwah Islamiyah, Lembaga Bantuan dan Pelayanan Hukum KOSGORO dan lain lain. Kelahiran kembali Gerakan Mahasiswa KOSGORO di awali dengan Deklarasi yang di motori para mahasiswa saai itu, antara lain Achmad Zainuri, Rambe Karulzaman, Syamsul Bachri, Azhar Romli, Karzuli Jusuf, Haswan Yunas, Jusuf Djuhir dan para tokoh lainnya.
BeritaGolkar - 4 pengurus ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dilantik sekaligus di Jombang.. Ormas dari Partai Golkar ini memiliki misi untuk mendulang suara partai pada Pemilu 2024 mendatang.. Pelantikan 4 pengurus MKGR tersebut dilakukan oleh Ketua DPD Ormas MKGR Jawa Timur Kodrat Sunyoto di salah satu hotel di kota santri pada Senin (01/08/2022).
Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong KOSGORO berdiri pada tanggal 10 November 1957 dan merupakan salah satu KINO Kelompok Induk Organisasi, disamping SOKSI dan MKGR, yang melahirkan Sekretariat Bersama Golongan Karya Sekber GOLKAR pada tanggal 20 Oktober 1964. Kino-kino tersebut pada tahun 1970 mengeluarkan keputusan bersama untuk ikut menjadi peserta pemilihan umum melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya GOLKAR. Logo yang menjadi tanda gambar GOLKAR sejak Pemilu tersebut tetap dipertahankan hingga sekarang. A. DASAR PEMIKIRAN Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong KOSGORO 1957 lahir pada tanggal 10 Nopember 1957 atas prakarsa Mas Isman dan teman-teman Tentara Republik Indonesia Pelajar TRIP Jawa Timur. Pada awalnya KOSGORO berbentuk Gerakan Koperasi kemudian berkembang dalam bentuk Organisasi ”Golongan Karya” yang berorentasi kekaryaan dan menjadi salah satu KINO pendiri sekaligus anggota Sekber GOLKAR dan sekarang menjadi Partai GOLKAR dan KOSGORO turut serta secara aktif dalam suasana perubahan itu. Latar belakang kelahiran tersebut pada dasarnya adalah upaya politik yang ingin menguji kembali “krenteg” para pemuda pejuang seperti ketika masih aktif dalam medan pertempuran merebut dan mempertahankan kemerdekaan, kedalam kedua bidang pengabdian yaitu Pengabdian untuk terus me-merdekakan bangsa dari segala bentuk penjajahan dan pengabdian untuk meningkatkan derajat bangsa yang selama 300 tahun merana sebagai bangsa terjajah. Dalam kurun waktu berikut, KOSGORO sebagai sebuah organisasi juga tidak pernah sunyi dari gangguan baik internal maupun eksternal dan itulah yang membuat pasang surut perjalanan KOSGORO hingga MUBES VIII Tahun 2000. KOSGORO pernah sebagai “Koperasi Simpan Pinjam Gotong Royong“, pernah pula sebagai “Koperasi Serba Guna Gotong Royong“ dan pada akhirnya menjadi “ Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong “ yang semuanya berada pada singkatan yang sama yaitu “KOSGORO“. Bahkan BAMUHAS Badan Musyawarah Pengusaha Swasta dibentuk sebagai antisipasi adanya keinginan “Penguasa” ketika itu untuk membubarkan KOSGORO. Di era reformasi tepatnya pada MUBES VIII Tahun 2000 di Jakarta termasuk pada MUBES lanjutan gangguan tersebut makin menguat yaitu adanya gerakan sistematis berupa “pengingkaran” sekaligus upaya “mengaburkan” makna hakiki dan fundamental keberadaan KOSGORO. Gerakan tersebut memuat pengingkaran KOSGORO dalam prespektif demokrasi dengan menjadikan forum tertinggi MUBES VIII tersebut menjadi ajang “anti demokrasi” dan pemurnian “independent” dalam perjuangan. Gerakan tersebut juga memuat pengkaburan KOSGORO dalam prespektif kesejarahan dengan mencoba KOSGORO tidak lagi sebagai pendiri Partai GOLKAR dengan mencoba kehadiran organisasi KOSGORO tidak memiliki kaitan dengan partai politik dan kegiatan sosial politik. Oleh karena itu sebagai tanggung jawab sejarah untuk meluruskan kembali hakekat perjuangan dan suasana kebathinan kelahiran KOSGORO maka secara Nasional dilakukan Deklarasi pada tanggal 8 Pebruari 2003 di Jakarta, yang berisi komitmen terhadap kelanjutan perjuangan KOSGORO sebagai Organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya disebut “KOSGORO 1957”. KOSGORO 1957 yang dideklarasikan itu bukan sekedar kelanjutan dari KOSGORO yang didirikan pada 10 Nopember 1957 tetapi merupakan tekad untuk mengembalikan hakekat sesungguhnya kemurnian cita-cita KOSGORO sebagaimana diawal kelahirannya. Dengan demikian KOSGORO 1957 tetap berpegang teguh pada semangat Doktrin Perjuangan Tri Dharma KOSGORO Pengabdian – Kerakyataan -Solidaritas yang nerupakan butir mutiara pemikiran Mas Isman dalam Pedoman Perjuangan KOSGORO yang terus melekat dan mewarnai dinamika perjalanan organisasi masa lalu, masa kini dan masa datang. Dalam perspektif yang lebih hakiki maka Tri Dharma KOSGORO adalah merupakan ruh perjuangan dan marwah pengabdian KOSGORO. Pengabdian adalah semangat perjuangan yang menjadi karakteristik dan watak dasar kader untuk berjuang dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih dalam memberikan dharma bhakti kepada tanah air, bangsa dan negara. Bagi kader KOSGORO 1957 karakteristik tersebut sebagai obor perjuangan yang tak kunjung padam seperti yang telah dicontohkan oleh pejuang kemerdekaan dan para pendiri Organisasi. Dimensi pengabdian ini disamping memiliki tanggung jawab vertikal kepada Al Khalik Maha Pencipta juga memiliki dimensi horizontal yaitu kepada umat manusia. Kerakyatan adalah semangat perjuangan yang bertumpu pada jiwa dan aspirasi rakyat menjadi sumber kekuatan bangsa sekaligus menjadi sumber kekuatan organisasi. KOSGORO 1957 lahir karena kehendak rakyat, besar karena selalu bersama rakyat dan tidak akan pernah lelah memperjuangkan rakyat. Bagi KOSGORO 1957, rakyat adalah nafas kehidupan dan penderitaan rakyat adalah pesan suci yang selalu membangkitkan semangat perjuangan dalam mengangkat harkat dan martabat mereka. Solidaritas adalah semangat perjuangan yang berintikan rasa senasib sepenanggungan dengan rakyat melahirkan kerjasama yang harmonis antara kader dan rakyat dalam setiap derap kehidupan. Bagi KOSGORO 1957 kerja keras menuju terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia merupakan panggilan luhur dan tugas yang beramat mulia. Ruh perjuangan KOSGORO 1957 Pengabdian-Kerakyatan-Solidaritas dan suasana bathin berupa pesan kesejarahan seperti tersebut di atas mengharuskan kita untuk melahirkan refleksi perjuangan organisasi dalam bentuk visi dan misi untuk menjawab dinamika dan denyut nadi kehidupan masyarakat. B. VISI KOSGORO 1957 Dalam konteks dan perspektif di atas, maka Deklarasi pada tanggal 8 Pebruari 2003, telah mengantarkan kesamaan tekad seluruh kader KOSGORO secara Nasional dengan menyatakan diri bernaung dalam KOSGORO 1957, yang memiliki visi yaitu Memperkokoh keberadaan KOSGORO 1957 sebagai Organisasi Kemasyarakatan yang handal dan professional yang mampu mewujudkan cita-cita perjuangan Bangsa untuk membangun Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan panduan jiwa dan semangat Pengabdian – Kerakyatan – Solidaritas. C. MISI KOSGORO 1957 Misi KOSORO 1957 adalah tanggung jawab perjuangan organisasi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hakekat dari misi KOSGORO 1957 adalah pesan Mas Isman agar setiap kader KOSGORO bekerja sungguh-sungguh dengan semangat “Urusilah hal-hal kecil secara nyata , dengan begitu hal-hal yang besar dengan sendirinya akan menjadi terurus” Dengan semangat itu “KOSGORO 1957 merupakan benih unggul yang jatuh pada bumi yang subur”. KOSGORO 1957 merupakan partner yang kritis bagi Pemerintah dan teman baik TNI dan POLRI, kekuatan kemasyarakatan serta kekuatan politik. Dalam rangka merealisasikan visinya, maka KOSGORO 1957 menegaskan misi perjuangannya melalui revitalisasi pelaksanaan fungsinya sebagai organisasi kemasyarakatan baik dalam program organisasi, komitmen aspiratif, atribut organisasi maupun perubahan lambing organisasi. Dalam rangka itu, maka KOSGORO 1957 memiliki misi perjuangan sebagai berikut Pertama Menjadi kader Organisasi sebagai kader bangsa yang merupakan pejuang yang menjadi milik bangsa Indonesia, sehingga kader KOSGORO 1957 harus tanggap atas tuntutan aspirasi dan harapan rakyat. Kader KOSGORO 1957 harus terus menjaga hubungan dengan semua potensi bangsa khusunya partai politik, TNI dan POLRI dalam sinergi gerakan KOSGORO 1957, Kaderisasi dan konsolidasi pengkaderan menjadi penting untuk mampu menghasilkan kader-kader yang berkualitas, professional, bertaqwa, tanggap terhadap aspirasi masyarakat dan patriotik. Program kaderisasi juga harus menghasilkan kader-kader yang rasional, militan, tak kenal lelah, tanpa pamrih dan bermoral kerakyatan. Seleksi dan rekrutmen anggota kader berdasarkan pertimbangan kebutuhan, kualitas, pengabdian, integritas, dan prestasimerit system bukan atas dasar kolusi dan nepotisme. Kader yang teruji akan memberikan kontribusi terbaik bagi kejayaan organisasi dan perjuangan kerakyatan. KOSGORO 1957 menerima secara terbuka semua lapiszan masyarakat menjadi anggota dan kader. Oleh karenanya perhatian pada kegiatan kaderisasi organisasi menjadi perhatian yang seksama bagi KOSGORO 1957. Kedua Konsolidasi merupakan kunci pembenahan pada semua tingkat hirarki Organisasi KOSGORO 1957. Konsolidasi organisasi akan meningkatkan dan mengembangkan menejemen organisasi secara profesional dan modern, Manajemen organisasi ditentukan oleh sumber daya kader dan sumber daya lainnya dalam organisasi. Karena basi KOSGORO 1957 adalah rakyat dan perjuangannya adalah lingkup masyarakat, maka perumusan kebijakan program haruslah selalu diarahkan sesuai visi organisasi yang berorentasi kepada perjuangan kebangsaan dan kerakyatan kemampuan daya juang organisasi, dalam kaitan internal maupun eksternal organisasi. Konsolidasi organisasi juga mencakup bidang kelembagaan, keanggotaan yang mencakup konsolidasi dan pengembangan kader serta penggalian serta pendayagunaan dana di setiap tingkatan organisasi. Gerakan konsolidasi organisasi harus selalu berpijak pada wawasan pembaruan dan pengembangan organisasi sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan lingkungan. Arah konsolidasi KOSGORO 1957 bukan saja untuk menjawab tantangan jaman tetapi juga untuk mendorong program kegiatan organisasi sesuai dengan tujuan reformasi bangsa secara menyeluruh yang dilangsungkan secara gradual, sistematis, fundamental dan konstitusional yang diabdikan bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Dalam era globalisasi dan pelaksanaan otonomi daerah, maka struktur organisasi KOSGORO 1957 dari tingkat pusat sampai ke daerah haruslah bersifat demokratis dan fleksibel. Kemampuan KOSGORO 1957 harus selalu ditingkatkan untuk menjawab peluang dan tantangan yang muncul dalam era globalisasi maupun otonomi daerah. Secara khusus perlu ditekankan agar kader KOSGORO 1957 di daerah-daerah siap mengambil inisiatif dalam partisipasi pembangunan di wilayahnya masing-masing. Karena semakin berhasil konsolidasi organisasi, semakin modern dan profesional manajemennya akan semakin prima organisasi ini melaksanakan perjuangan kerakyatannya. Ketiga Upaya perwujudan ekonomi kerakyatan sesungguhnya telah menjadi prioritas dalam dinamika perjuangan KOSGORO 1957. Konsep ekonomi kerakyatan adalah konsep yang menempatkan rakyat sebagai fokus utama kegiatan ekonomi negara dan masyarakat. Pemberdayaan ekonomi rakyat berkaitan secara erat dengan kemampuan dan sistem ekonomi yang dijalankan. Karena itu, untuk meningkatkan kemampuan rakyat, seluruh rakyat harus mendapat jaminan kesempatan yang sama dan adil dalam memperoleh akses kesejahteraan kehidupan. Sistem dan kebijakan ekonomi yang berorentasi pada pemberdayaan rakyat haruslah mampu memberi perlindungan dan dorongan untuk maju bagi rakyat Indonesia yang tidak mampu, yang tidak memperoleh kesempatan pendidikan ataupun yang terbelakang. Sesungguhnya harkat dan martabat rakyat terkait secara erat dengan tingkat kesejahteraan kehidupan mereka, maka upaya peningkatan harkat dan martabat berhubungan langsung dengan peningkatan kesejahteraan melalui kegiatan ekonomi. Karena itu, KOSGORO 1957 harus memberi perhatian yang lebih besar dalam mewujudkan demokrasi ekonomi untuk memberdayakan usaha kecil, menegah dan koperasi yang berdaya saing tinggi. Juga harus diatasi persoalan kesenjangan ekonomi antara individu atau kelompok kaya miskin, antar gender, antar desa-kota, antar jawa-luar jawa, antar pusat-daerah. Dalam kaitan pelaksanaan otonomi daerah, semua kader KOSGORO 1957 berkewajiban mengembangkan wawasan dan visi ekonomi daerah, sehingga mampu ikut berjuang mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat daerah dalam kesatuan sistem ekonomi nasional. Di tingkat negara, hubungan ekonomi antar bangsa harus mampu meningkatkan kemampuan daya saing ekonomi nasional sehingga pola hubungan ekonomi yang tercipta bukan saja bersifat saling menguntungkan tetapi juga mampu meningkatkan harkat dan martabat seluruh rakyat Indonesia. Keempat Memberikan perhatian yang lebih besar untuk bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang berpikiran cerdas, profesional, bersifat mandiri, berjiwa patriotik dan bersikap tolong menolong. Kedepan, KOSGORO 1957 harus tetap konsisten membangun saran dan prasarana pendidikan sekolah dan luar sekolah yang dapat menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi. Mutu manusia Indonesia yang prima, yang diperoleh melalui sistem pendidikan yang berkualitas, akan menjadi sumber daya negara yang penting ketika sumber daya alam menjadi makin langka. Bagi KOSGORO 1957, pendidikan harus dipandang sebagai upaya jangka panjang bersama untuk meningkatkan harkat dan martabat rakyat sekaligus untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia. Dalam tataran praktis, pendidikan juga diharapkan untuk menggali dan mengoptimalkan potensi dan kekuatan daerah dan lingkungan guna menegakkan keadilan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Kualitas sumber daya manusia pada akhirnya akan meningkatkan daya saing manusia Indonesia dalam era globalisasi, yang semakin didominasi oleh perkembangan Ilmu Pengetahuan, Tehnologi dan Informasi. Struktur tenaga kerja yang makin didominasi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi akan mengubah dan memperkuat struktur ekonomi Indonesia menuju posisi negara yang terhormat dalam lingkungan negara-negara maju dan beradab. Karena itu, dalam pandangan KOSGORO 1957, pendidikan Indonesia haruslah mampu secara imbang memadukan kualitas kecerdasan rasional dan emosional, memelihara keseimbangan individual dan sosial serta memenuhi kebutuhan hari ini dan mendatang, baik secara material maupun spiritual. Kelima Memperkokoh budaya bangsa adalah bagian integral perjuangan KOSGORO 1957. Organisasi ini harus terus berupaya memperkuat budaya bangsa, baik melalui pengembangan seni dan budaya tradisional, memperkokoh wawasan kebangsaan, menjunjung tinggi penegakan hukum dan hak azasi manusia, serta menggairahkan kehidupan yang demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Upaya diatas dimaksudkan untuk melahirkan bangsa yang kuat, yakni bangsa yang religius, memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin sosial yang tangguh, bertaqwa dan patriotik. Keenam Sebagai bagian dari peran pembinaan kehidupan politik bangsa, maka bagi KOSGORO 1957 usaha mendorong demokrasi politik juga mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Menurut KOSGORO 1957 dalam masyarakat yang demokratis juga tercipta kehidupan politik yang berorentasi pada kerakyatan. Untuk itu, perlakuan privelege istemewa atas kelompok elit politik tertentu, jelas bertentangan dengan demokrasi politik. Bila demokrasi dalam bidang politik dan demokrasi berkembang dalam kehidupan bangsa, maka tubuh bangsa Indonesia yang tangguh, mandiri, patriotik, dan berdaya saing tinggi. Dalam kehidupan demokrasi, KOSGORO 1957 ikut mendorong agar kualitas peranan institusi politik baik supra maupun infra-struktur tumbuh berkembang secara modern dan demokratis serta memahami tuntutan, aspirasi dan agregasi politik rakyat dengan menjunjung tinggi makna kedaulatan rakyat. Dalam perspektif demokrasi ini, maka KOSGORO 1957 sebagai cikal bakal GOLKAR tetapi menjaga dan memelihara hubungan histories serta berada di barisan terdepan Partai GOLKAR. KOSGORO 1957 harus mendorong terbentuknya para pemimpin bangsa yang memiliki Sense of Priority lebih-lebih menghadapi suatu situasi krisis, Sense of Responsibility memiliki kemampuan merespon secara maksimal tantangan yang dihadapi Sense of National Solidarty mampu membangun persaudaraan nasional dengan sikap kenegarawan. Kemimpinan ini merupakan pengejawatahan dari karakter Institutional Leadership dan bukan sekedar Administrative Leadership, Pemimpin seperti ini bukan sekedar pemimpin birokratis, tetapi pemimpin yang berkualitas negarawan. D. GERAKAN, BADAN DAN LEMBAGA KOSGORO 1957 KOSGORO sebagai Induk Organisasi memiliki gerakan, badan, dan lembaga yang merupakan alat kelengkapan organisasi, yang terdiri dari Gerakan Mahasiswa KOSGORO Gema KOSGORO Generasi Muda KOSGORO GM KOSGORO Badan Musyawarah Pengusaha Swasta Bamuhas Wanita KOSGORO Lembaga Bantuan Penyuluhan Hukum KOSGORO LBPH KOSGORO.
\n struktur organisasi kosgoro 1957
Jakarta- Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menegaskan, Kosgoro 1957 harus tetap menjadi kekuatan utama Partai Golkar menghadapi agenda-agenda politik. Untuk itu kita harus selalu menyiapkn diri, menata struktur dan melakukan kaderisasi secara berkesinambungan."Agar saat Golkar membutuhkan kader, maka Kosgoro 1957 selalu Memperkokoh keberadaan KOSGORO 1957 sebagai Organisasi Kemasyarakatan yang handal dan professional yang mampu mewujudkan cita-cita perjuangan Bangsa untuk membangun Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan panduan jiwa dan semangat Pengabdian – Kerakyatan – Solidaritas. Lambang Kosgoro 1957 M I S I Memantapkan keberadaan dan pengakaran organisasi KOSGORO 1957, ditengah-tengah perkembangan bangsa Indonesia, dengan turut ambil bagian secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Meningkatkan kemampuan, kualitas dan profesionalisme para penyelenggara organisasi serta terbangunnya barisan kader dalam kualitas dan kuantitas yang handal dan professional. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pekerjaan yang layak, pendidikan yang bermutu dan kesempatan berusaha bagi seluruh rakyat Indonesia dengan mamadukan Kebijakan Negara dengan pemberdayaan masyarakat. Mengembangkan peranserta masyarakat dan dunia usaha dengan pemberdayaan perkonomian rakyat khususnya Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan budaya hukum masyarakat dengan pemahaman atas hak dan kewajiban sebagai wargangara yang sadar hukum, pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam serta terpeliharanya ekosistem. VISI DAN MISI KOSGORO 1957 I. DASAR PEMIKIRAN Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong KOSGORO 1957 lahir pada tanggal 10 Nopember 1957 atas prakarsa Mas Isman dan teman-teman TRIP Jawa Timur. Pada awalnya KOSGORO berbentukGerakan Koperasi kemudian berkembang dalam bentuk Organisasi ”golongan karya” yang berorentasi kekaryaan dan menjadi salah satu KINO pendiri sekaligus anggota Sekber GOLKAR dan sekarang menjadi Partai GOLKAR dan KOSGORO turut serta secara aktif dalam suasana perubahan itu. Latar belakang kelahiran tersebut pada dasarnya adalah upaya politik yang ingin menguji kembali “krenteg” para pemuda pejuang seperti ketika masih aktif dalam medan pertempuran merebut dan mempertahankan kemerdekaan, kedalam kedua bidang pengabdian yaitu Pengabdian untuk terus me-merdekakan bangsa dari segala bentuk penjajahan dan pengabdian untuk meningkatkan derajat bangsa yang selama 300 tahun merana sebagai bangsa terjajah. Dalam kurun waktu berikut, KOSGORO sebagai sebuah organisasi juga tidak pernah sunyi dari gangguan baik internal maupun eksternal dan itulah yang membuat pasang surut perjalanan KOSGORO hingga MUBES VIII Tahun 2000. KOSGORO pernah sebagai “Koperasi Simpan Pinjam Gotong Royong“, pernah pula sebagai “Koperasi Serba Guna Gotong Royong“ dan pada akhirnya menjadi “ Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong “ yang semuanya berada pada singkatan yang sama yaitu “KOSGORO“. Bahkan BAMUHAS Badan Musyawarah Pengusaha Swasta dibentuk sebagai antisipasi adanya keinginan “Penguasa” ketika itu untuk membubarkan KOSGORO. Di era reformasi tepatnya pada MUBES VIII Tahun 2000 di Jakartatermasuk pada MUBES lanjutan gangguan tersebut makin meguat yaitu adanya gerakan sistematis berupa “pengingkaran” sekaligus upaya “mengaburkan” makna hakiki dan fundamental keberadaan KOSGORO. Gerakan tersebut memuat pengingkaran KOSGORO dalam prespektif demokrasi dengan menjadikan forum tertinggi MUBES VIII tersebut menjadi ajang “anti demokrasi” dan pemurnian “independent” dalam perjuangan. Gerakan tersebut juga memuat pengkaburan KOSGORO dalam prespektif kesejarahan dengan mencoba KOSGORO tidak lagi sebagai pendiri Partai GOLKAR dengan mencoba kehadiran organisasi KOSGORO tidak memiliki kaitan dengan partai politik dan kegiatan sosial politik. Oleh karena itu sebagai tanggung jawab sejarah utuk meluruskan kembali hakekat perjuangan dan suasana kebathinan kelahiran KOSGORO maka secara Nasional dilakukan Deklarasi pada tanggal 8 Pebruari 2003 di Jakarta, yang berisi komitmen terhadap kelanjutan perjuangan KOSGORO sebagai Organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya disebut “KOSGORO 1957”. KOSGORO 1957 yang dideklarasikan itu bukan sekedar kelanjutan dari KOSGORO yang didirikan pada 10 Nopember 1957 tetapi merupakan tekad untuk mengembalikan hakekat sesungguhnya kemurnian cita-cita KOSGORO sebagaimana diawal kelahirannya. Dengan demikian KOSGORO 1957 tetap berpegang teguh pada semangat Doktrin Perjuangan Tri Dharma KOSGORO Pengabdian – Kerakyataan -Solidaritas yang nerupakan butir mutiara pemikiran Mas Isman dalam Pedoman Perjuangan KOSGORO yang terus melekat dan mewarnai dinamika perjalanan organisasi masa lalu, masa kini dan masa datang. Dalam perspektif yang lebih hakiki maka Tri Dharma KOSGORO adalah merupakan ruh perjuangan dan marwah pengabdian KOSGORO. Pengabdian adalah semangat perjuangan yang menjadi karakteristik dan watak dasar kader untuk berjuang dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih dalam memberikan dharma bhakti kepada tanah air, bangsa dan negara. Bagi kader KOSGORO 1957 karakteristik tersebut sebagai obor perjuangan yang tak kunjung padam seperti yang telah dicontohkan oleh pejuang kemerdekaan dan para pendiri Organisasi. Dimensi pengabdian ini disamping memiliki tanggung jawab vertikal kepada Al Khalik Maha Pencipta juga memiliki dimensi horizontal yaitu kepada umat manusia. Kerakyatan adalah semangat perjuangan yang bertumpu pada jiwa dan aspirasi rakyat menjadi sumber kekuatan bangsa sekaligus menjadi sumber kekuatan organisasi. KOSGORO 1957 lahir karena kehendak rakyat, besar karena selalu bersama rakyat dan tidak akan pernah lelah memperjuangkan rakyat. Bagi KOSGORO 1957, rakyat adalah nafas kehidupan dan penderitaan rakyat adalah pesan suci yang selalu membangkitkan semangat perjuangan dalam mengangkat harkat dan martabat mereka. Solidaritas adalah semangat perjuangan yang berintikan rasa senasib sepenanggungan dengan rakyat melahirkan kerjasama yang harmonis antara kader dan rakyat dalam setiap derap kehidupan. Bagi KOSGORO 1957 kerja keras menuju terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia merupakan panggilan luhur dan tugas yang beramat mulia. Ruh perjuangan KOSGORO 1957 Pengabdian-Kerakyatan-Solidaritas dan suasana bathin berupa pesan kesejarahan seperti tersebut di atas mengharuskan kita untuk melahirkan refleksi perjuangan organisasi dalam bentuk visi dan misi untuk menjawab dinamika dan denyut nadi kehidupan masyarakat. Visi KOSGORO 1957 adalah cita-cita organisasi yang hendak diwujudkan dimasa depan dan selalu menjadi sumber motivasi, inspirasi dan arah perjuangan kader dalam setiap perilaku dan derap perjuangannya. Pemahaman atas visi KOSGORO 1957 berupa “Pengamalan” setiap kader untuk berjuang dan bekerja secara ikhlas tanpa pamrih, mengedepankan kepentingan dan moral kerakyatan serta selalu membangun solidaritas kader dan solidaritas rakyat. Misi KOSGORO 1957 merupakan tanggung jawab oragnisasi dalam melaksanakan peranperjuangan sehingga dapat terwujud cita-cita perjuangan organisasi di segala bidang sejalan dengan visi perjuangannya. Pemahaman terhadap misi perjuangan ini adalah tanggung jawab untuk membangun KOSGORO 1957 sebagai organisasi terbuka yang demokratis, mampu menyerap, memadukan dan memperjuangkan aspirasi rakyat sekaligus membuka diri terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan kritik baik dalam perspektif politik, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. II. VISI KOSGORO 1957 Dalam konteks dan perspektif di atas, maka Deklarasi pada tanggal 8 Pebruari 2003, telah mengantarkan kesamaan tekad seluruh kader KOSGORO secara Nasional dengan menyatakan diri bernaung dalam KOSGORO 1957, yang memiliki visi yaitu Memperkokoh keberadaan KOSGORO 1957 sebagai Organisasi Kemasyarakatan yang handal dan professional yang mampu mewujudkan cita-cita perjuangan Bangsa untuk membangun Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan panduan jiwa dan semangat Pengabdian – Kerakyatan – Solidaritas. III. MISI KOSGORO 1957 Misi KOSORO 1957 adalah tanggung jawab perjuangan organisasi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hakekat dari misi KOSGORO 1957 adalah pesan Mas Isman agar setiap kader KOSGORO bekerja sungguh-sungguh dengan semangat “Urusilah hal-hal kecil secara nyata , dengan begitu hal-hal yang besar dengan sendirinya akan menjadi terurus” Dengan semangat itu “KOSGORO 1957 merupakan benih unggul yang jatuh pada bumi yang subur”. KOSGORO 1957 merupakan partner yang kritis bagi Pemerintah dan teman baik TNI dan POLRI, kekuatan kemasyarakatan serta kekuatan politik. Dalam rangka merealisasikan visinya, maka KOSGORO 1957 menegaskan misi perjuangannya melalui revitalisasi pelaksanaan fungsinya sebagai organisasi kemasyarakatan baik dalam program organisasi, komitmen aspiratif, atribut organisasi maupun perubahan lambing organisasi. Dalam rangka itu, maka KOSGORO 1957 memiliki misi perjuangan sebagai berikut Pertama Menjadi kader Organisasi sebagai kader bangsa yang merupakan pejuang yang menjadi milik bangsa Indonesia, sehingga kader KOSGORO 1957 harus tanggap atas tuntutan aspirasi dan harapan rakyat. Kader KOSGORO 1957 harus terus menjaga hubungan dengan semua potensi bangsa khusunya partai politik, TNI dan POLRI dalam sinergi gerakan KOSGORO 1957, Kaderisasi dan konsolidasi pengkaderan menjadi penting untuk mampu menghasilkan kader-kader yang berkualitas, professional, bertaqwa, tanggap terhadap aspirasi masyarakat dan patriotik. Program kaderisasi juga harus menghasilkan kader-kader yang rasional, militan, tak kenal lelah, tanpa pamrih dan bermoral kerakyatan. Seleksi dan rekrutmen anggota kader berdasarkan pertimbangan kebutuhan, kualitas, pengabdian, integritas, dan prestasimerit system bukan atas dasar kolusi dan nepotisme. Kader yang teruji akan memberikan kontribusi terbaik bagi kejayaan organisasi dan perjuangan kerakyatan. KOSGORO 1957 menerima secara terbuka semua lapiszan masyarakat menjadi anggota dan kader. Oleh karenanya perhatian pada kegiatan kaderisasi organisasi menjadi perhatian yang seksama bagi KOSGORO 1957. Kedua Konsolidasi merupakan kunci pembenahan pada semua tingkat hirarki Organisasi KOSGORO 1957. Konsolidasi organisasi akan meningkatkan dan mengembangkan menejemen organisasi secara profesional dan modern, Manajemen organisasi ditentukan oleh sumber daya kader dan sumber daya lainnya dalam organisasi. Karena basi KOSGORO 1957 adalah rakyat dan perjuangannya adalah lingkup masyarakat, maka perumusan kebijakan program haruslah selalu diarahkan sesuai visi organisasi yang berorentasi kepada perjuangan kebangsaan dan kerakyatan kemampuan daya juang organisasi, dalam kaitan internal maupun eksternal organisasi. Konsolidasi organisasi juga mencakup bidang kelembagaan, keanggotaan yang mencakup konsolidasi dan pengembangan kader serta penggalian serta pendayagunaan dana di setiap tingkatan organisasi. Gerakan konsolidasi organisasi harus selalu berpijak pada wawasan pembaruan dan pengembangan organisasi sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan lingkungan. Arah konsolidasi KOSGORO 1957 bukan saja untuk menjawab tantangan jaman tetapi juga untuk mendorong program kegiatan organisasi sesuai dengan tujuan reformasi bangsa secara menyeluruh yang dilangsungkan secara gradual, sistematis, fundamental dan konstitusional yang diabdikan bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Dalam era globalisasi dan pelaksanaan otonomi daerah, maka struktur organisasi KOSGORO 1957 dari tingkat pusat sampai ke daerah haruslah bersifat demokratis dan fleksibel. Kemampuan KOSGORO 1957 harus selalu ditingkatkan untuk menjawab peluang dan tantangan yang muncul dalam era globalisasi maupun otonomi daerah. Secara khusus perlu ditekankan agar kader KOSGORO 1957 di daerah-daerah siap mengambil inisiatif dalam partisipasi pembangunan di wilayahnya masing-masing. Karena semakin berhasil konsolidasi organisasi, semakin modern dan profesional manajemennya akan semakin prima organisasi ini melaksanakan perjuangan kerakyatannya. Ketiga Upaya perwujudan ekonomi kerakyatan sesungguhnya telah menjadi prioritas dalam dinamika perjuangan KOSGORO 1957. Konsep ekonomi kerakyatan adalah konsep yang menempatkan rakyat sebagai fokus utama kegiatan ekonomi negara dan masyarakat. Pemberdayaan ekonomi rakyat berkaitan secara erat dengan kemampuan dan sistem ekonomi yang dijalankan. Karena itu, untuk meningkatkan kemampuan rakyat, seluruh rakyat harus mendapat jaminan kesempatan yang sama dan adil dalam memperoleh akses kesejahteraan kehidupan. Sistem dan kebijakan ekonomi yang berorentasi pada pemberdayaan rakyat haruslah mampu memberi perlindungan dan dorongan untuk maju bagi rakyat Indonesia yang tidak mampu, yang tidak memperoleh kesempatan pendidikan ataupun yang terbelakang. Sesungguhnya harkat dan martabat rakyat terkait secara erat dengan tingkat kesejahteraan kehidupan mereka, maka upaya peningkatan harkat dan martabat berhubungan langsung dengan peningkatan kesejahteraan melalui kegiatan ekonomi. Karena itu, KOSGORO 1957 harus memberi perhatian yang lebih besar dalam mewujudkan demokrasi ekonomi untuk memberdayakan usaha kecil, menegah dan koperasi yang berdaya saing tinggi. Juga harus diatasi persoalan kesenjangan ekonomi antara individu atau kelompok kaya miskin, antar gender, antar desa-kota, antar jawa-luar jawa, antar pusat-daerah. Dalam kaitan pelaksanaan otonomi daerah, semua kader KOSGORO 1957 berkewajiban mengembangkan wawasan dan visi ekonomi daerah, sehingga mampu ikut berjuang mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat daerah dalam kesatuan sistem ekonomi nasional. Di tingkat negara, hubungan ekonomi antar bangsa harus mampu meningkatkan kemampuan daya saing ekonomi nasional sehingga pola hubungan ekonomi yang tercipta bukan saja bersifat saling menguntungkan tetapi juga mampu meningkatkan harkat dan martabat seluruh rakyat ndonesia. Keempat Memberikan perhatian yang lebih besar untuk bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang berpikiran cerdas, profesional, bersifat mandiri, berjiwa patriotik dan bersikap tolong menolong. Kedepan, KOSGORO 1957 harus tetap konsisten membangun saran dan prasarana pendidikan sekolah dan luar sekolah yang dapat menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi. Mutu manusia Indonesia yang prima, yang diperoleh melalui sistem pendidikan yang berkualitas, akan menjadi sumber daya negara yang penting ketika sumber daya alam menjadi makin langka. Bagi KOSGORO 1957, pendidikan harus dipandang sebagai upaya jangka panjang bersama untuk meningkatkan harkat dan martabat rakyat sekaligus untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia. Dalam tataran praktis, pendidikan juga diharapkan untuk menggali dan mengoptimalkan potensi dan kekuatan daerah dan lingkungan guna menegakkan keadilan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Kualitas sumber daya manusia pada akhirnya akan meningkatkan daya saing manusia Indonesia dalam era globalisasi, yang semakin didominasi oleh perkembangan Ilmu Pengetahuan, Tehnologi dan Informasi. Struktur tenaga kerja yang makin didominasi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi akan mengubah dan memperkuat struktur ekonomi Indonesia menuju posisi negara yang terhormat dalam lingkungan negara-negara maju dan beradab. Karena itu, dalam pandangan KOSGORO 1957, pendidikan Indonesia haruslah mampu secara imbang memadukan kualitas kecerdasan rasional dan emosional, memelihara keseimbangan individual dan sosial serta memenuhi kebutuhan hari ini dan mendatang, baik secara material maupun spiritual. Kelima Memperkokoh budaya bangsa adalah bagian integral perjuangan KOSGORO 1957. Organisasi ini harus terus berupaya memperkuat budaya bangsa, baik melalui pengembangan seni dan budaya tradisional, memperkokoh wawasan kebangsaan, menjunjung tinggi penegakan hukum dan hak azasi manusia, serta menggairahkan kehidupan yang demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Upaya diatas dimaksudkan untuk melahirkan bangsa yang kuat, yakni bangsa yang religius, memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin sosial yang tangguh, bertaqwa dan patriotik. Keenam Sebagai bagian dari peran pembinaan kehidupan politik bangsa, maka bagi KOSGORO 1957 usaha mendorong demokrasi politik juga mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Menurut KOSGORO 1957 dalam masyarakat yang demokratis juga tercipta kehidupan politik yang berorentasi pada kerakyatan. Untuk itu, perlakuan privelege istemewa atas kelompok elit politik tertentu, jelas bertentangan dengan demokrasi politik. Bila demokrasi dalam bidang politik dan demokrasi berkembang dalam kehidupan bangsa, maka tubuh bangsa Indonesia yang tangguh, mandiri, patriotik, dan berdaya saing tinggi. Dalam kehidupan demokrasi, KOSGORO 1957 ikut mendorong agar kualitas peranan institusi politik baik supra maupun infra-struktur tumbuh berkembang secara modern dan demokratis serta memahami tuntutan, aspirasi dan agregasi politik rakyat dengan menjunjung tinggi makna kedaulatan rakyat. Dalam perspektif demokrasi ini, maka KOSGORO 1957 sebagai cikal bakal GOLKAR tetapi menjaga dan memelihara hubungan histories serta berada di barisan terdepan Partai GOLKAR. KOSGORO 1957 harus mendorong terbentuknya para pemimpin bangsa yang memiliki Sense of Priority lebih-lebih menghadapi suatu situasi krisis, Sense of Responsibility memiliki kemampuan merespon secara maksimal tantangan yang dihadapi Sense of National Solidarty mampu membangun persaudaraan nasional dengan sikap kenegarawan. Kemimpinan ini merupakan pengejawatahan dari karakter Institutional Leadership dan buka sekedar Administrative Leadership, Pemimpin seperti ini bukan sekedar pemimpin birokratis, tetapi pemimpin yang berkualitas negarawan. IV. PENUTUP Menyimak Visi dan Misi KOSGORO 1957, maka kader-kader KOSGORO 1957 dituntut mampu menerjemahkan dan mampu pula melaksanakannya sehingga kehadiran oragnisasi merupakan sesuatu yang dapat menyentuh kebutuhan dan hajat hidup rakyat. KOSGORO 1957 baik secara struktural maupun kultural harus semakin demokrasi karena sistem masyarakat demokrasi tidak pernah memberikan ruang hadirnya perilaku maupun institusi yang tidak demokratis,-
StrukturOrganisasi; Informasi. Berita; Infografis; Foto; Video; Agenda; Pengumuman; OPD. Sekretariat Daerah. Biro Umum; Biro Hukum; Biro Humas; AP2BMD; Biro Pemerintahan; Kosgoro 1957 Sumbar Yang Diketuai Weno Aulia Durin Dilantik Oleh Ketua Umum Ppk Kosgoro 1957, Agung Laksono, Sabtu (17/2) Di Imelda Hotel, Padang. Pelantikan Yang Berjalan L.
JAKARTA - Legalitas penyelenggaraan Mubes IV Kosgoro 1957 yang akan diselenggarakan pada awal Maret di Kota Cirebon sah secara hukum. Tidak ada Mubes lain atau apapun namanya yang dilakukan oleh pihak lain apalagi mengaku-ngaku sebagai kepengurusan Kosgoro 1957. Penegasan itu disampaikan oleh Sekjen PPK Kosgoro 1957 Sabil Rachman dan Ketua Bidang Hukum dan HAM PPK Kosgoro 1957 Muslim Jaya Butar Butar kepada media dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 28/2/2021. Sabil mengungkapkan, sebagai salah satu ormas pendiri, Partai Golkar hanya mengakui Kosgoro 1957 dibawah kepemimpinan HR Agung Laksono. Selama ini relasi organisatoris dan politik Partai Golkar hanya dilakukan dengan PPK Kosgoro 1957 dibawah kepemimpinan HR Agung Laksono yang sejak Maret 2020 digantikan sehari- hari oleh Syamsul Bachri sebagai Plt Ketua Umum PPK Kosgoro 1957, karena Agung Laksono mendapatkan tugas sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Baca juga Dave Laksono Temui Luhut Pandjaitan Diskusi Soal Pemimpin Muda dan Mubes Kosgoro 1957 Demikian pula konsolidasi baik di pusat maupun di daerah juga hanya dilakukan oleh otoritas dan perangkat serta struktur organisasi yang dikoordinasikan oleh PPK Kosgoro 1957 hasil Mubes III Kosgoro 1957 tahun 2013 yang lalu. Ia mengatakan seluruh konsidasi organisasi telah berjalan sejak 2013 meski sempat ada persoalan tahun 2016 ketika ada hasil mubes awal Januari 2016 yang mengklaim diri sebagai PPK Kosgoro 1957 yang dipimpin Azis Syamsuddin. Namun persoalan ini secara organisatoris menjadi clear saat penandatanganan kesepakatan tanggal 19 Januari 2017 yang diprakarsai Ketua Umum DPP Partai Golkar dimana salah satu poinnya adalah pengakuan Azis Syamsuddin atas kepemimpinan Agung Laksono sebagai Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 dan Azis Syamsuddin sebagai Wakil Ketua Umum PPK Kosgoro 1957. "Sejak saat itu roda organisasi Kosgoro 1957 berjalan dengan baik yang tanpa terasa sudah memasuki tahun keempat diujung pelaksanaan Mubes IV Kosgoro 1957 ini. Tentu saja saya sendiri tidak begitu percaya jika tiba- tiba ada pihak yang melakukan klaim akan melaksanakan mubes apalagi yang menyebut kubu Azis Syamsuddin," ujarnya. Sabil Rachman menduga itu rumor karena tokoh sekelas Azis Syamsuddin tidak mungkin melakukan langkah dan tindakan seperti itu. "Saya harus berprasangka baik sebagai teman sesama kader Kosgoro 57 dan Golkar, apalagi beliau itu pejabat negara yang tentu mestinya jadi contoh dan mewariskan hal- hal yang baik," katanya. Sementara itu, Ketua Bidang Hukum dan HAM PPK Kosgoro 1957, Muslim Jaya ButarButar mengatakan PPK Kosgoro 1957 telah mempunyai legalitas secara hukum melalui Kementerian Dalam Negeri Tahun 2003 dan sampai saat ini masih aktif dan terdaftar di Kemendagri yang menjadi dasar hukum pelaksanaan Mubes IV Kosgoro 1957 di Cirebon "Jika ada pihak-pihak yang menyebut Mubes IV Kosgoro 1957 yang akan dilaksanakan pada tanggal 7-9 Maret 2021 di Cirebon tidak ada landasan hukumnya, maka informasi tersebut tidak benar dan bisa dipastikan ngawur. Bisa jadi orang yang ngomong itu kader atau bisa juga memang bukan kader Kosgoro 1957 yang tidak mengerti perkembangan organisasi Kosgoro 1957 yang hendak mendistorsi proses Mubes IV Kosgoro 1957," kata Muslim.
KetuaMajelis Pertimbangan Kosgoro Agung Laksono mengingatkan, agar Kosgoro 1957 dapat berperan di tengah-tengah masyarakat agar organisasi ini dapat dipandang baik. "Jangan berharap Kosgoro itu dipandang, diberi peran dan diberi tanggungjawab kalau kita tidak berbuat apa-apa, kalau kita tidak menunjukkan, memberikan kesungguhan kita dalam
V I S I Memperkokoh keberadaan KOSGORO 1957 sebagai Organisasi Kemasyarakatan yang handal dan professional yang mampu mewujudkan cita-cita perjuangan Bangsa untuk membangun Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan panduan jiwa dan semangat Pengabdian – Kerakyatan – Solidaritas. M I S I Memantapkan keberadaan dan pengakaran organisasi KOSGORO 1957, ditengah-tengah perkembangan bangsa Indonesia, dengan turut ambil bagian secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Meningkatkan kemampuan, kualitas dan profesionalisme para penyelenggara organisasi serta terbangunnya barisan kader dalam kualitas dan kuantitas yang handal dan professional. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pekerjaan yang layak, pendidikan yang bermutu dan kesempatan berusaha bagi seluruh rakyat Indonesia dengan mamadukan Kebijakan Negara dengan pemberdayaan masyarakat. Mengembangkan peranserta masyarakat dan dunia usaha dengan pemberdayaan perkonomian rakyat khususnya Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan budaya hukum masyarakat dengan pemahaman atas hak dan kewajiban sebagai wargangara yang sadar hukum, pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam serta terpeliharanya ekosistem. VISI DAN MISI KOSGORO 1957 I. DASAR PEMIKIRAN Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong KOSGORO 1957 lahir pada tanggal 10 Nopember 1957 atas prakarsa Mas Isman dan teman-teman TRIP Jawa Timur. Pada awalnya KOSGORO berbentuk Gerakan Koperasi kemudian berkembang dalam bentuk Organisasi ”golongan karya” yang berorentasi kekaryaan dan menjadi salah satu KINO pendiri sekaligus anggota Sekber GOLKAR dan sekarang menjadi Partai GOLKAR dan KOSGORO turut serta secara aktif dalam suasana perubahan itu. Latar belakang kelahiran tersebut pada dasarnya adalah upaya politik yang ingin menguji kembali “krenteg” para pemuda pejuang seperti ketika masih aktif dalam medan pertempuran merebut dan mempertahankan kemerdekaan, kedalam kedua bidang pengabdian yaitu Pengabdian untuk terus me-merdekakan bangsa dari segala bentuk penjajahan dan pengabdian untuk meningkatkan derajat bangsa yang selama 300 tahun merana sebagai bangsa terjajah. Dalam kurun waktu berikut, KOSGORO sebagai sebuah organisasi juga tidak pernah sunyi dari gangguan baik internal maupun eksternal dan itulah yang membuat pasang surut perjalanan KOSGORO hingga MUBES VIII Tahun 2000. KOSGORO pernah sebagai “Koperasi Simpan Pinjam Gotong Royong“, pernah pula sebagai “Koperasi Serba Guna Gotong Royong“ dan pada akhirnya menjadi “ Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong “ yang semuanya berada pada singkatan yang sama yaitu “KOSGORO“. Bahkan BAMUHAS Badan Musyawarah Pengusaha Swasta dibentuk sebagai antisipasi adanya keinginan “Penguasa” ketika itu untuk membubarkan KOSGORO. Di era reformasi tepatnya pada MUBES VIII Tahun 2000 di Jakarta termasuk pada MUBES lanjutan gangguan tersebut makin meguat yaitu adanya gerakan sistematis berupa “pengingkaran” sekaligus upaya “mengaburkan” makna hakiki dan fundamental keberadaan KOSGORO. Gerakan tersebut memuat pengingkaran KOSGORO dalam prespektif demokrasi dengan menjadikan forum tertinggi MUBES VIII tersebut menjadi ajang “anti demokrasi” dan pemurnian “independent” dalam perjuangan. Gerakan tersebut juga memuat pengkaburan KOSGORO dalam prespektif kesejarahan dengan mencoba KOSGORO tidak lagi sebagai pendiri Partai GOLKAR dengan mencoba kehadiran organisasi KOSGORO tidak memiliki kaitan dengan partai politik dan kegiatan sosial politik. Oleh karena itu sebagai tanggung jawab sejarah utuk meluruskan kembali hakekat perjuangan dan suasana kebathinan kelahiran KOSGORO maka secara Nasional dilakukan Deklarasi pada tanggal 8 Pebruari 2003 di Jakarta, yang berisi komitmen terhadap kelanjutan perjuangan KOSGORO sebagai Organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya disebut “KOSGORO 1957”. KOSGORO 1957 yang dideklarasikan itu bukan sekedar kelanjutan dari KOSGORO yang didirikan pada 10 Nopember 1957 tetapi merupakan tekad untuk mengembalikan hakekat sesungguhnya kemurnian cita-cita KOSGORO sebagaimana diawal kelahirannya. Dengan demikian KOSGORO 1957 tetap berpegang teguh pada semangat Doktrin Perjuangan Tri Dharma KOSGORO Pengabdian – Kerakyataan -Solidaritas yang nerupakan butir mutiara pemikiran Mas Isman dalam Pedoman Perjuangan KOSGORO yang terus melekat dan mewarnai dinamika perjalanan organisasi masa lalu, masa kini dan masa datang. Dalam perspektif yang lebih hakiki maka Tri Dharma KOSGORO adalah merupakan ruh perjuangan dan marwah pengabdian KOSGORO. Pengabdian adalah semangat perjuangan yang menjadi karakteristik dan watak dasar kader untuk berjuang dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih dalam memberikan dharma bhakti kepada tanah air, bangsa dan negara. Bagi kader KOSGORO 1957 karakteristik tersebut sebagai obor perjuangan yang tak kunjung padam seperti yang telah dicontohkan oleh pejuang kemerdekaan dan para pendiri Organisasi. Dimensi pengabdian ini disamping memiliki tanggung jawab vertikal kepada Al Khalik Maha Pencipta juga memiliki dimensi horizontal yaitu kepada umat manusia. Kerakyatan adalah semangat perjuangan yang bertumpu pada jiwa dan aspirasi rakyat menjadi sumber kekuatan bangsa sekaligus menjadi sumber kekuatan organisasi. KOSGORO 1957 lahir karena kehendak rakyat, besar karena selalu bersama rakyat dan tidak akan pernah lelah memperjuangkan rakyat. Bagi KOSGORO 1957, rakyat adalah nafas kehidupan dan penderitaan rakyat adalah pesan suci yang selalu membangkitkan semangat perjuangan dalam mengangkat harkat dan martabat mereka. Solidaritas adalah semangat perjuangan yang berintikan rasa senasib sepenanggungan dengan rakyat melahirkan kerjasama yang harmonis antara kader dan rakyat dalam setiap derap kehidupan. Bagi KOSGORO 1957 kerja keras menuju terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia merupakan panggilan luhur dan tugas yang beramat mulia. Ruh perjuangan KOSGORO 1957 Pengabdian-Kerakyatan-Solidaritas dan suasana bathin berupa pesan kesejarahan seperti tersebut di atas mengharuskan kita untuk melahirkan refleksi perjuangan organisasi dalam bentuk visi dan misi untuk menjawab dinamika dan denyut nadi kehidupan masyarakat. Visi KOSGORO 1957 adalah cita-cita organisasi yang hendak diwujudkan dimasa depan dan selalu menjadi sumber motivasi, inspirasi dan arah perjuangan kader dalam setiap perilaku dan derap perjuangannya. Pemahaman atas visi KOSGORO 1957 berupa “Pengamalan” setiap kader untuk berjuang dan bekerja secara ikhlas tanpa pamrih, mengedepankan kepentingan dan moral kerakyatan serta selalu membangun solidaritas kader dan solidaritas rakyat. Misi KOSGORO 1957 merupakan tanggung jawab oragnisasi dalam melaksanakan peranperjuangan sehingga dapat terwujud cita-cita perjuangan organisasi di segala bidang sejalan dengan visi perjuangannya. Pemahaman terhadap misi perjuangan ini adalah tanggung jawab untuk membangun KOSGORO 1957 sebagai organisasi terbuka yang demokratis, mampu menyerap, memadukan dan memperjuangkan aspirasi rakyat sekaligus membuka diri terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan kritik baik dalam perspektif politik, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. II. VISI KOSGORO 1957 Dalam konteks dan perspektif di atas, maka Deklarasi pada tanggal 8 Pebruari 2003, telah mengantarkan kesamaan tekad seluruh kader KOSGORO secara Nasional dengan menyatakan diri bernaung dalam KOSGORO 1957, yang memiliki visi yaitu Memperkokoh keberadaan KOSGORO 1957 sebagai Organisasi Kemasyarakatan yang handal dan professional yang mampu mewujudkan cita-cita perjuangan Bangsa untuk membangun Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan panduan jiwa dan semangat Pengabdian – Kerakyatan – Solidaritas. III. MISI KOSGORO 1957 Misi KOSORO 1957 adalah tanggung jawab perjuangan organisasi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hakekat dari misi KOSGORO 1957 adalah pesan Mas Isman agar setiap kader KOSGORO bekerja sungguh-sungguh dengan semangat “Urusilah hal-hal kecil secara nyata , dengan begitu hal-hal yang besar dengan sendirinya akan menjadi terurus” Dengan semangat itu “KOSGORO 1957 merupakan benih unggul yang jatuh pada bumi yang subur”. KOSGORO 1957 merupakan partner yang kritis bagi Pemerintah dan teman baik TNI dan POLRI, kekuatan kemasyarakatan serta kekuatan politik. Dalam rangka merealisasikan visinya, maka KOSGORO 1957 menegaskan misi perjuangannya melalui revitalisasi pelaksanaan fungsinya sebagai organisasi kemasyarakatan baik dalam program organisasi, komitmen aspiratif, atribut organisasi maupun perubahan lambing organisasi. Dalam rangka itu, maka KOSGORO 1957 memiliki misi perjuangan sebagai berikut Pertama Menjadi kader Organisasi sebagai kader bangsa yang merupakan pejuang yang menjadi milik bangsa Indonesia, sehingga kader KOSGORO 1957 harus tanggap atas tuntutan aspirasi dan harapan rakyat. Kader KOSGORO 1957 harus terus menjaga hubungan dengan semua potensi bangsa khusunya partai politik, TNI dan POLRI dalam sinergi gerakan KOSGORO 1957, Kaderisasi dan konsolidasi pengkaderan menjadi penting untuk mampu menghasilkan kader-kader yang berkualitas, professional, bertaqwa, tanggap terhadap aspirasi masyarakat dan patriotik. Program kaderisasi juga harus menghasilkan kader-kader yang rasional, militan, tak kenal lelah, tanpa pamrih dan bermoral kerakyatan. Seleksi dan rekrutmen anggota kader berdasarkan pertimbangan kebutuhan, kualitas, pengabdian, integritas, dan prestasimerit system bukan atas dasar kolusi dan nepotisme. Kader yang teruji akan memberikan kontribusi terbaik bagi kejayaan organisasi dan perjuangan kerakyatan. KOSGORO 1957 menerima secara terbuka semua lapiszan masyarakat menjadi anggota dan kader. Oleh karenanya perhatian pada kegiatan kaderisasi organisasi menjadi perhatian yang seksama bagi KOSGORO 1957. Kedua Konsolidasi merupakan kunci pembenahan pada semua tingkat hirarki Organisasi KOSGORO 1957. Konsolidasi organisasi akan meningkatkan dan mengembangkan menejemen organisasi secara profesional dan modern, Manajemen organisasi ditentukan oleh sumber daya kader dan sumber daya lainnya dalam organisasi. Karena basi KOSGORO 1957 adalah rakyat dan perjuangannya adalah lingkup masyarakat, maka perumusan kebijakan program haruslah selalu diarahkan sesuai visi organisasi yang berorentasi kepada perjuangan kebangsaan dan kerakyatan kemampuan daya juang organisasi, dalam kaitan internal maupun eksternal organisasi. Konsolidasi organisasi juga mencakup bidang kelembagaan, keanggotaan yang mencakup konsolidasi dan pengembangan kader serta penggalian serta pendayagunaan dana di setiap tingkatan organisasi. Gerakan konsolidasi organisasi harus selalu berpijak pada wawasan pembaruan dan pengembangan organisasi sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan lingkungan. Arah konsolidasi KOSGORO 1957 bukan saja untuk menjawab tantangan jaman tetapi juga untuk mendorong program kegiatan organisasi sesuai dengan tujuan reformasi bangsa secara menyeluruh yang dilangsungkan secara gradual, sistematis, fundamental dan konstitusional yang diabdikan bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Dalam era globalisasi dan pelaksanaan otonomi daerah, maka struktur organisasi KOSGORO 1957 dari tingkat pusat sampai ke daerah haruslah bersifat demokratis dan fleksibel. Kemampuan KOSGORO 1957 harus selalu ditingkatkan untuk menjawab peluang dan tantangan yang muncul dalam era globalisasi maupun otonomi daerah. Secara khusus perlu ditekankan agar kader KOSGORO 1957 di daerah-daerah siap mengambil inisiatif dalam partisipasi pembangunan di wilayahnya masing-masing. Karena semakin berhasil konsolidasi organisasi, semakin modern dan profesional manajemennya akan semakin prima organisasi ini melaksanakan perjuangan kerakyatannya. Ketiga Upaya perwujudan ekonomi kerakyatan sesungguhnya telah menjadi prioritas dalam dinamika perjuangan KOSGORO 1957. Konsep ekonomi kerakyatan adalah konsep yang menempatkan rakyat sebagai fokus utama kegiatan ekonomi negara dan masyarakat. Pemberdayaan ekonomi rakyat berkaitan secara erat dengan kemampuan dan sistem ekonomi yang dijalankan. Karena itu, untuk meningkatkan kemampuan rakyat, seluruh rakyat harus mendapat jaminan kesempatan yang sama dan adil dalam memperoleh akses kesejahteraan kehidupan. Sistem dan kebijakan ekonomi yang berorentasi pada pemberdayaan rakyat haruslah mampu memberi perlindungan dan dorongan untuk maju bagi rakyat Indonesia yang tidak mampu, yang tidak memperoleh kesempatan pendidikan ataupun yang terbelakang. Sesungguhnya harkat dan martabat rakyat terkait secara erat dengan tingkat kesejahteraan kehidupan mereka, maka upaya peningkatan harkat dan martabat berhubungan langsung dengan peningkatan kesejahteraan melalui kegiatan ekonomi. Karena itu, KOSGORO 1957 harus memberi perhatian yang lebih besar dalam mewujudkan demokrasi ekonomi untuk memberdayakan usaha kecil, menegah dan koperasi yang berdaya saing tinggi. Juga harus diatasi persoalan kesenjangan ekonomi antara individu atau kelompok kaya miskin, antar gender, antar desa-kota, antar jawa-luar jawa, antar pusat-daerah. Dalam kaitan pelaksanaan otonomi daerah, semua kader KOSGORO 1957 berkewajiban mengembangkan wawasan dan visi ekonomi daerah, sehingga mampu ikut berjuang mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat daerah dalam kesatuan sistem ekonomi nasional. Di tingkat negara, hubungan ekonomi antar bangsa harus mampu meningkatkan kemampuan daya saing ekonomi nasional sehingga pola hubungan ekonomi yang tercipta bukan saja bersifat saling menguntungkan tetapi juga mampu meningkatkan harkat dan martabat seluruh rakyat ndonesia. Keempat Memberikan perhatian yang lebih besar untuk bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang berpikiran cerdas, profesional, bersifat mandiri, berjiwa patriotik dan bersikap tolong menolong. Kedepan, KOSGORO 1957 harus tetap konsisten membangun saran dan prasarana pendidikan sekolah dan luar sekolah yang dapat menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi. Mutu manusia Indonesia yang prima, yang diperoleh melalui sistem pendidikan yang berkualitas, akan menjadi sumber daya negara yang penting ketika sumber daya alam menjadi makin langka. Bagi KOSGORO 1957, pendidikan harus dipandang sebagai upaya jangka panjang bersama untuk meningkatkan harkat dan martabat rakyat sekaligus untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia. Dalam tataran praktis, pendidikan juga diharapkan untuk menggali dan mengoptimalkan potensi dan kekuatan daerah dan lingkungan guna menegakkan keadilan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Kualitas sumber daya manusia pada akhirnya akan meningkatkan daya saing manusia Indonesia dalam era globalisasi, yang semakin didominasi oleh perkembangan Ilmu Pengetahuan, Tehnologi dan Informasi. Struktur tenaga kerja yang makin didominasi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi akan mengubah dan memperkuat struktur ekonomi Indonesia menuju posisi negara yang terhormat dalam lingkungan negara-negara maju dan beradab. Karena itu, dalam pandangan KOSGORO 1957, pendidikan Indonesia haruslah mampu secara imbang memadukan kualitas kecerdasan rasional dan emosional, memelihara keseimbangan individual dan sosial serta memenuhi kebutuhan hari ini dan mendatang, baik secara material maupun spiritual. Kelima Memperkokoh budaya bangsa adalah bagian integral perjuangan KOSGORO 1957. Organisasi ini harus terus berupaya memperkuat budaya bangsa, baik melalui pengembangan seni dan budaya tradisional, memperkokoh wawasan kebangsaan, menjunjung tinggi penegakan hukum dan hak azasi manusia, serta menggairahkan kehidupan yang demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Upaya diatas dimaksudkan untuk melahirkan bangsa yang kuat, yakni bangsa yang religius, memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin sosial yang tangguh, bertaqwa dan patriotik. Keenam Sebagai bagian dari peran pembinaan kehidupan politik bangsa, maka bagi KOSGORO 1957 usaha mendorong demokrasi politik juga mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Menurut KOSGORO 1957 dalam masyarakat yang demokratis juga tercipta kehidupan politik yang berorentasi pada kerakyatan. Untuk itu, perlakuan privelege istemewa atas kelompok elit politik tertentu, jelas bertentangan dengan demokrasi politik. Bila demokrasi dalam bidang politik dan demokrasi berkembang dalam kehidupan bangsa, maka tubuh bangsa Indonesia yang tangguh, mandiri, patriotik, dan berdaya saing tinggi. Dalam kehidupan demokrasi, KOSGORO 1957 ikut mendorong agar kualitas peranan institusi politik baik supra maupun infra-struktur tumbuh berkembang secara modern dan demokratis serta memahami tuntutan, aspirasi dan agregasi politik rakyat dengan menjunjung tinggi makna kedaulatan rakyat. Dalam perspektif demokrasi ini, maka KOSGORO 1957 sebagai cikal bakal GOLKAR tetapi menjaga dan memelihara hubungan histories serta berada di barisan terdepan Partai GOLKAR. KOSGORO 1957 harus mendorong terbentuknya para pemimpin bangsa yang memiliki Sense of Priority lebih-lebih menghadapi suatu situasi krisis, Sense of Responsibility memiliki kemampuan merespon secara maksimal tantangan yang dihadapi Sense of National Solidarty mampu membangun persaudaraan nasional dengan sikap kenegarawan. Kemimpinan ini merupakan pengejawatahan dari karakter Institutional Leadership dan buka sekedar Administrative Leadership, Pemimpin seperti ini bukan sekedar pemimpin birokratis, tetapi pemimpin yang berkualitas negarawan. IV. PENUTUP Menyimak Visi dan Misi KOSGORO 1957, maka kader-kader KOSGORO 1957 dituntut mampu menerjemahkan dan mampu pula melaksanakannya sehingga kehadiran oragnisasi merupakan sesuatu yang dapat menyentuh kebutuhan dan hajat hidup rakyat. KOSGORO 1957 baik secara struktural maupun kultural harus semakin demokrasi karena sistem masyarakat demokrasi tidak pernah memberikan ruang hadirnya perilaku maupun institusi yang tidak demokratis.
StrukturOrganisasi - AMIK KOSGORO SOLOK. AMIK KOSGORO SOLOK. Menciptakan sarjana IT yang berkualitas dan siap pakai. BERANDA. TENTANG AMIK KOSGORO. Kata Sambutan Direktur Amik Kosgoro. Sejarah. Visi dan Misi. Statuta.
Muspinas ini merupakan momen yang sangat penting bagi Kosgoro ANTARA - Ketua Umum Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong Kosgoro 1957 Dave Akbarshah Fikarno Laksono mengatakan organisasinya harus mempersiapkan secara matang strategi agar capaian politik terwujud dengan maksimal. Dave Akbarshah Fikarno Laksono mengatakan bahwa Musyawarah Pimpinan Nasional Muspinas I Kosgoro 1957 membahas program kerja dan peraturan-peraturan dalam menghadapi pemilu anggota legislatif, Pilpres, dan Pilkada 2024. "Muspinas ini merupakan momen yang sangat penting bagi Kosgoro 1957 sebagai persiapan regenerasi kader kepemimpinan menuju capaian politik pada tahun 2024. Selain itu, juga program-program kerja organisasi guna memenangkan Partai Golkar pada pemilu mendatang," kata Dave dalam keterangannya di Jakarta, Jumat. Hal itu dikatakan Dave usai penyelenggaraan Muspinas I Kosgoro 1957 di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta. Dave mengatakan bahwa pelaksanaan Muspinas I, yang mundur karena masih dalam situasi pandemi, tidak menyurutkan untuk merumuskan beberapa keputusan penting baik untuk organisasi maupun Partai Golkar. Terkait dengan kaderisasi dan konsolidasi organisasi serta pemantapan kader untuk persiapan Pemilu 2024, menurut dia, menjadi agenda utama PPK Kosgoro 1957. Untuk itu, dia berharap kader Kosgoro 1957 terus berkoordinasi dengan PDK, baik mengikuti pelaksanaan musda maupun turun bersama pengurus ke tengah masyarakat. Dalam muspinas tersebut hadir Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi MPO Kosgoro 1957 Agung Laksono, Wakil Ketua MPO Kosgoro 1957 Syamsul Bachri, Sekjen PPK Kosgoro 1957 Sabil Rachman, Ketua Dewan Pakar Kosgoro 1957 Ahmad Doli Kurnia, dan Wakil Ketua Dewan Penasihat Kosgoro 1957 Happy Bone Zulkarnain. Usai penyelenggaran Muspinas I Kosgoro 1957, acara dilanjutkan dengan pelantikan kepengurusan PPK Kosgoro 1957 masa bakti 2021—2026 yang dihadiri langsung Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto. Baca juga Kosgoro 1957 bentuk Badan Pemenangan Airlangga di Pilpres 2024 Baca juga Kosgoro 1957 selenggarakan vaksinasi COVID-19 bagi orangPewarta Imam BudilaksonoEditor Kliwantoro COPYRIGHT © ANTARA 2021
\n \n\n\n\n \n struktur organisasi kosgoro 1957
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, menilai dukungan multak yang diberikan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong atau Kosgoro 1957 diyakini akan menjadi salah satu simpul penting bagi kemenangan pasangan ORGANISASI masyarakat ormas pendiri Partai Golkar, Kosgoro 1957 mengumumkan susunan kepengurusan masa bakti 2021-2026 hasil Musyawarah Besar Mubes Kosgoro 1957 yang digelar pada 6-9 Maret 2021 yang lalu di Cirebon, Jawa Barat. Kepengurusan Kosgoro 1957 di bawah kepemimpinan Dave Laksono akan fokus pada pengembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui gerakan koperasi serta sektor di bidang pendidikan. Hal itu disampaikan Ketua Umum PPK Kosgoro 1957, Dave Laksono dalam konferensi pers pengumuman pengurus PPK Kosgoro 1957 masa bakti 2021-2026 di Kantor PPK Kosgoro 1957, Jakarta, Selasa 6/4. Dalam konferensi pers itu hadir Sekjen PPK Kosgoro 1957, Sabil Rachaman, Bendahara Umum PPK Kosgoro 1957, Sari Yuliati dan Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi MPO Kosgoro 1957, HR Agung Laksono. “Ada 356 kader Kosgoro 1957 yang masuk di kepengurusan. Susunan kepengurusan Kosgoro 1957 ini mencerminkan kebhinekaan yang mewakili wilayah dari Sabang sampai Merauke,” kata Dave Laksono. Dave Laksono juga menyebutkan, pengurus PPK Kosgoro 1957 diisi orang-orang yang berkompeten di bidangnya. “Diisi oleh berbagai latar belakang unsur mulai dari DPR legislatif, menteri di kabinet pemerintahan Jokowi, kepala daerah, pengusaha, budayawan, kalangan profesional hingga anak-anak muda milenial dari berbagai daerah serta suku yang aspirasi politiknya ke Partai Golkar,” ujarnya. Dalam program kerjanya, Kosgoro 1957 akan mengembangkan koperasi serba usaha yang ditujukan kepada para petani, nelayan dan masyarakat lainnya dalam mengembangkan usaha. "Kita fokus pada pengembangan ekomomi masyarakat melakui gerakan koperasi, kita juga perkenalkan produk-produk UMKM yang sudah digagas kader Kosgoro 1957 di daerah, sehingga bisa dikembangkan ke depannya," jelasnya. Di sektor pendidikan, Anggota Komisi 1 DPR dari Fraksi Partai Golkar itu mengatakan, Kosgoro 1957 sudah memiliki lembaga pendidikan yakni Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. "Lembaga pendidikan ini sekarang ini sudah memiliki 5 gedung. Ke depan kita kembangkan untuk prodi-prodi baru untuk menaikkan statusnya menjadi universitas," katanya. Di samping itu, Kosgoro 1957 juga akan membuat program serba usaha yang menyesuaikan dengan kondisi di daerah masing-masing pengurus Kosgoro 1957. Seperti di bidang pertanian, perikanan, pertambangan, kita bisa sesuaikan dan juga mendorong UMKM seluruh Indonesia agar mereka semakin maju dengan memiliki dana untuk pengembangan usaha mereka," ujarnya. Dave Laksono juga meminta agar kepengurusan Kosgoro 1957 saat ini untuk segera bekerja cepat untuk membantu program-program pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat selaligus memenangkan Partai Golkar sebagai wadah aspirasi politik Kosgoro 1957. "Justru kepengurusan yang besar saat ini harus semakin lincah dan harus segera bekerja cepat membantu pemerintah dan rakyat Indonesia. Kosgoro 1957 juga wajib memenangkan Partai Golkar di setiap pemilu sebagai wadah aspirasi politik Kosgoro 1957," tegasnya. Di tempat yang sama, Ketua MPO Kosgoro 1957, HR Agung Laksono mengapresiasi kerja keras Kosgoro 1957 dalam mengakomodir seluruh elemen dalam kepengurusan untuk memperkokoh kekuatan Kosgoro 1957. "Kita tingkatkan kinerja Kosgoro 1957, ke depan terbentang waktu yang cukup untuk kita optimalkan dengan kerja keras. Fokus kerja Kosgoro1957 adalah menjadi salah salah satu penggerak dalam menggarap ekonomi kerakyatan," kata Agung Laksono. Agung Laksono yang juga Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Wantimpres ini menuturkan, banyak fasilitas yang disediakan pemerintah tapi belum dioptimalkan pemanfaatannya. "Banyak anggaran pemerintahan yang belum terkelola secara optimal, sehingga perlu didorong dengan koperasi serba usaha," jelasnya Terkait kepengurusan di PPK Kosgoro 1957 yang diisi oleh kombinasi kalangan anak muda dan senior, Agung Laksono berharap muncul sinergi yang baik. "Saya harap agar pengurus PPK berjumlah 356 orang dan terdiri dari kalangan junior dan senior ini, bisa terjadi harmonisasi serta tetap menjadi salah satu sumber kader Partai Golkar," ucap Agung. Perlu diketahui, kepengurusan PPK Kosgoro1957 diisi oleh 356. Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 dibantu 12 Wakil Ketua Umum PPK dan 55 ketua bidang. RO/OL-09 BeritaGolkar - Angkatan Muda Partai Golkar provinsi Sumatera Utara (AMPG Sumut) yang di Ketuai Bung Dedi Dermawan, Sekretaris Darma Putra Rangkuti, dan Bendahara Erizal, menggelar rapat pimpinan bertempat di Aula Sekretariat Partai Golkar, Jln.Wahid Hasyim, Kamis (28/07/2022). Adapun rapat pimpinan pengurus daerah AMPG Sumut ini dilaksanakan setiap 4 bulan sekali sesuai peraturan organisasi TENTANG KOMPOSISI DAN PERSONALIA PIMPINAN DAERAH KOLEKTIF KOSGORO 1957 KOTA PALOPO MASA BHAKTI 2010 – 2015 KETUA H. M. JAYA, SH, WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL KETUA YASMAN MIMING, SE Ir. MUH. YUSUF… KADIS PU Drs. H. MUCHTAR BASIR, MM…. ASISTEN 2 Drs. SAMSUL, KOPERINDAG Drs. A. RAHMAT, KOPERINDAG Drs. ABDULLAH, KADIS PERTANIAN Drs. NUR SALAM, KADIS PERHUBUNGAN A. CINCING MAKKASAU, SH Drs. GABBU BURNA…. KOPERINDAG Drs. A. M. NUR PALULLU KADDIRAJA,…LEBANG Drs. ARIFIN DIFINUBUN..DEPAG A. DAHRI AP. MM…… KOPERINDAG SEKRETARIS H. SYAMSUL RIZAL SYAM, SE, MBA WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS MUH. ANSIR ISMU, SE, MH HASAN, …inspektorat SUBEHAN, Dr. ISHAK ISKANDAR….dinkes MAS JAYA, SP..camat wara timur DAEMAN MANCA KAMALUDDIN PANGERAN, SE Drs. WAHAB SILA…bappeda ANDI HASTA MAHMUD,SMHK…nanakang golkar MULIADI, anggrek ASMAL KADIR, BENDAHARA TENRIAWATI, SH WAKIL BENDAHARA WAKIL BENDAHARA WAKIL BENDAHARA WAKIL BENDAHARA WAKIL BENDAHARA WAKIL BENDAHARA WAKIL BENDAHARA ASRAN MUHAJIR, SE…. A. FARID BASO RAHIM, KEUANGAN A. MUDZAKKIR, M. YASIR, SE, MM..dir. PDAM ANDI NAGAULENG, SE…PERPUSTAKAAN TAUFIQ MAS’UD NURYADIN, SH BAGIAN – BAGIAN ORGANISASI DAN PEMBINAAN WILAYAH SAFIUDDIN, SH, MH …PERTANAHAN Drs. BADARUDDIN…GOLKAR TELLUWANUA HERMAN RAHIM, SH, MH..LURAH BATWAL Drs. ABD WARIS, WARA UTARA A. SAKTI RAJA, MM..BAPPEDA Drs. YORTAN TELU Drs. H BASO MAKMUR, Drs. SYAMSU ALAM..TATA RUANG Drs. BUHARI…DINAS TATA RUANG R. DAMRI KADERISASI DAN KEANGGOTAAN Drs. SUNANDAR LATIEF PATANGARI KADIR, BAPPEDA ZAINAL. A. SAID, Drs. SUNARDING, Ir. RUDDING ROSSA..BENCANA ALAM… DKT RMH AAN AIFAH, UMUM HAIRUL SALIM, SP Drs. BURHANUDDIN NURPATI, SE..KOPRINDAG.. Ir. ZULKIFLY SANRA MAULA… Drs. A LUKMAN Dr. H. RUSDI, ASNAN SALAM…KPTSP RUSNADI…DIKNAS SYAHRUDDIN, ICHWAN, HAK ASASI MANUSIA DAN ADVOKASI BASO NADJAMUDDIN, SH, MH..KABAG HUKUM ANDI FATMAWATI, SH, MH…AKTIFIS PEREMPUAN..DEPAN STADION AMIR SANTOSO, SH, HUKUM SUDIHAN AMRI, SH, MH SYAFRUDDIN DJALAL, SH MUH. SALIM BASMIN, SH JAMIL, SE..PERTAMBANGAN SUBAIR, SH H. KARYAWAN, SH RUDI RASYID SURIANI SULI, SH…KABAG ORGANISASI MUHARRAM RAHMAWATI MUSTAM, S. Sos. KOPERASI, WIRASWASTA DAN USAHA KECIL MENENGAH Ir. A. FATAHILLAH, MM…KELAUTAN SAMIL ILYAS, SE, MM..CAAMAT SENDANA Drs. KARNO Drs. MARHAM ISMAIL SUDIRMAN, SE…KEPENDUDUKAN ALIMUS MUIN, SE… FIRMAN NYILI, H. BACHRI NURWASI HAMDAN A. HAMZAH NUR KUDDUS H. HASBI HAKKASENG PAMING, SE Hj. HERAWATI A. SYAMSUDDIN, SE Dra. Hj. NURSEHA, DARSONO AMRAN P. HASNAWATI CH. INFORMASI DAN KOMUNIKASI BASO AHMAD, SH..PERHUBUNGAN ARMIN ISMU, SE, AHYAR AMIR, M. SAM RIDWAN SAIFULLAH..NAKERSOS BUDI BUDIMAN SULAIMAN, NURMANG, SE MUCHLIS MUSTAMIN SITTI HATIDJA, SE, Drs. SUNANDAR TAWIL HEVY SILVIA…BANK SUL- SUL KHAERUDDIN, SE. SAMUEL ZAENAL MASKUR HUBUNGAN MASYARAKAT DAN ANTAR LEMBAGA Drs. SUBIR SURASMAN..GOLKAR Drs. WARAS RASYID, EKONOMI IPHING HASRUDDIN, ANDI SYAMSU S. Drs. ASRUL MELLENG..MANTAN KADIS KEBERSIHAN Drs. ISKANDAR AFIF HAMKA, SRI RUGAYANI UTAMI, SE A. ALAMSYAH A. NYIWI ANDI BALAWARA KIRA, SE. YUNIARTI HADI, H. A. HERMAN WAHIDIN…JALAN LINGKAR A. RAHMAT WAHIDIN…JLN LINGKAR Drs. H. DAHRI SALENG..PEMBERDAYAAN MASYA. A. MATTOREANG MUH. IHSAN MARTHEN RANTE PADANG MUH. UZAIR PENDIDIKAN DAN LATIHAN RUSNADI, SE….. KOPERINDAG DRS. GHAZALY RAHMAN, SAHRUDDIN, MM IHWAN, Drs. H. ZAINAL MAKSUM Drs. SIRAJUDDIN, Drs. YUSUF, NILAWATI ULY, MUH. YUSRI, ST..ANGGREK E 5 MAKMUR FIRMAN, Drs. HASAN Drs. AKRAM RISA, Drs. ZAINAL Drs. LAI NOMPO…SMK 3.. Drs. H. ASWARUDI MADJID..SUAMI HAJI NIAR Hj. FATMAWATI RAHIM KUTY…MERDEKA…BLOK J KETENAGAKERJAAN SUMBER DAYA MANUSIA CORNELIS, SH…NAKERSOS USMAN.. DISTAMBEN TERPEDO SAMSUL HIDAYAT, SE, PEMBERDAYAN MASYARAKAT FAISAL PABIRI, SE. PNP A. HARIS, NAKERSOS HAWA SEKO – NAKERSOS BAHRUN MARKUS PAINI – NAKERSOS JONATHAN BUNGKA, – NAKERSOS BAMBANG, SE, – NAKERSOS IDAM HALID, SE – KEBERSIHAN Drs. BADU ASRUL, – KEHUTANAN LAI HUSANA – NAKERSOS Dra. SISWATI – PENANAMAN MODAL CENDEKIAWAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LSM Ir. HAMKA HIDAYAT Drs. ABD RAHIM MUH. RAFII Drs. MUSTADIR LATIF / CINNA A. TENRI SA’NA Drs. M. ARIF – KESBANG Ir. DARSAN DAPPI, – PU MARTINA SIBARA – NAKERSOS ILYAS KURNIATI RITA BUYANG Drs. MUSTAMAR NUSRI MASAHUDE, ZAINUDDIN A. PATIWARE KEROHANIAN DAN BINA SPIRITUAL Drs. H. BASO SULAIMAN, – KESRA LUKMAN, – KESRA Drs. H MUSTAHRIM – DPRD YUSRI, – DEPAG Drs. AHMAD PATOLA, – DEPAG Drs. NURUL HAQ MARTHEN BUNGA, SMHK Drs. MAKMUR Drs. YUSRIL AL IKHSAN DAVID EXCODA, – LURAH LUMINDA MAHYUDDIN KAMALUDDIN, Drs. ESMAN, DIKNAS Drs. RASMAN, – SMP 3 ACHMAD. R ZAINUDDIN A. SAID, OLAHRAGA DAN BINA BUDAYA MUH. YAMIN, Ir. MUSTADIR SIDU Drs. SUPRIONO, – DIKNAS RAMSJID LAMUSARI, SE, MM WAHYU PATAURI SIBENTENG, Drs. ADIL HASAN, RATNA NADJAMUDDIN ADNAN A. BASO – PARIWISATA MISYE – BAG. UMUM SHINTA RAHMI MANSYUR, SE – BAWASDA CHAIDIN NURALIM IRFAN ALAMSYAH ABDULLAH AKRAM JASMINUDDIN HAKKAR ABU HJ. FATMAWATI. MASHALIM – MERDEKA NON BLOCK Drs. AMIR JAYA, AK KESEKRETARIATAN Drs. SALAHUDDIN ABADI, – DISPORA MAHMUD, SE. AHMAD YAKDIR M.,SE AMIRULLAH Drs. RISAL, – NAKERSOS BENYAMIN DG. SITANRA MUHAMMAD BASNUR MAS ALI MIMING, SH – KAK YASMAN SAENAL ABIDIN ABDULLAH SYAMSUL BACHRI KURI KILAT IRWAN SANUSI ILYAS A. ANTO AHMAD IWAN HERMAN, SE .
  • mkv10i86uo.pages.dev/189
  • mkv10i86uo.pages.dev/105
  • mkv10i86uo.pages.dev/387
  • mkv10i86uo.pages.dev/766
  • mkv10i86uo.pages.dev/73
  • mkv10i86uo.pages.dev/584
  • mkv10i86uo.pages.dev/979
  • mkv10i86uo.pages.dev/165
  • mkv10i86uo.pages.dev/607
  • mkv10i86uo.pages.dev/911
  • mkv10i86uo.pages.dev/518
  • mkv10i86uo.pages.dev/312
  • mkv10i86uo.pages.dev/30
  • mkv10i86uo.pages.dev/790
  • mkv10i86uo.pages.dev/582
  • struktur organisasi kosgoro 1957