BerdasarkanPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dijelaskan bahwa baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien.
Jakarta - Setiap tahun, paparan polusi udara diperkirakan menyebabkan 7 juta kematian dini dan mengakibatkan hilangnya jutaan tahun kehidupan yang lebih sehat. Alasan ini yang melatari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merevisi Pedoman Kualitas Udara Global AQG yang telah berusia 15 baru WHO merekomendasikan perubahan tingkat kualitas udara untuk 6 polutan klasik, di mana bukti telah menunjukkan efek kesehatan paling tinggi dari paparan polutan-polutan ini. Keenamnya adalah partikulat atau debu halus PM, ozon O3, nitrogen dioksida NO2, sulfur dioksida SO2 dan karbon monoksida CO. “Pedoman Kualitas Udara Global yang baru dari WHO memberi bukti yang jelas tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh polusi udara pada kesehatan manusia, bahkan pada konsentrasi polutan yang lebih rendah daripada yang dibuat sebelumnya,” kata Maria Neira, Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan di WHO, dalam keterangan tertulis yang dibagikan WHO, Rabu 22 September pedoman terbarunya, WHO menetapkan standar kualitas udara yang semakin tinggi angka semakin kecil dari 15 tahun lalu. Untuk polutan debu halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer, PM2,5, misalnya. Jika dalam standar yang dibuat pada 2005 lalu menetapkan nilai ambang batas pajanan tahunan sebesar 10 mikogram per meter kubik, kini menjadi 5 saja. Untuk hariannya atau 24 jam juga ditinggikan standarnya dari 25 menjadi kurang dari 15 mikrogram per meter polutan NO2 juga sama. Nilai ambang batas paparan aman tahunan ditinggikan dari semula 40 menjadi 10 mikrogram per meter kubik. Kalau di pedoman lama tak menetapkan angka ambang batas pajanan harian, kini ditetapkan sebesar 25 mikrogram per meter kecenderungan yang sama, untuk PM10 kini memiliki ambang baku mutu untuk paparan tahunan tak boleh lebih dari 15 dan untuk 24 jam atau harian tak boleh melewati 45 mikrogram per meter kubik. Untuk SO2 dan CO masing-masing nilai ambang batas paparan harian 40 dan 4 mikrogram per meter kubik jika ingin memiliki kualitas udara panduan terbaru WHO untuk konsentrasi O3 yang diizinkan untuk kriteria kualitas udara yang sama adalah 60 dan 100 mikrogram per meter kubik untuk, masing-masing, ambang batas pajanan kala peak season dan rata-rata 8 penelitian CREA Centre for Research on Energy and Clean Air mengadaptasi metodologi yang menggabungkan pemantauan dari satelit dan darat, mengestimasi jika Indonesia dapat menerapkan pedoman kualitas udara terbaru dari WHO, maka dapat meminimalisasi jumlah kematian beserta masalah yang disebabkan oleh polusi udara, sebagai berikut1. Kematian akibat stroke a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasusIklan 2. Kematian akibat kanker paru a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus3. Kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus4. Kematian akibat penyakit paru obstruktif kronis PPOK a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus5. Kelahiran prematur a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 - kasus6. Kasus baru asma pada anak a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus7. Cuti karena sakit a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasusBaca jugaProfesor di Inggris Tanpa Kepastian jika Semua Anak Sekolah Terinfeksi Covid-19Zatatau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara bermanfaat bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Jakarta - IQAir kembali menyajikan gambaran umum tentang keadaan kualitas udara global selama tahun 2021. Dalam terbitan laporan kualitas udara 2021, terdapat beberapa negara dengan polusi udara tertinggi di tersebut didasarkan pada data kualitas udara dari kota di 117 negara, kawasan dan teritori di seluruh dilaporkan dalam satuan mikrogram per meter kubik ÎĽg/m3 dan menggunakan pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia WHO Indonesia Jadi yang Terburuk di Asia TenggaraDari hasil tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-17 dunia dengan angka bobot populasi 34, polusi Indonesia menjadi yang terburuk dibanding negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara kecuali Brunei Darussalam dan Timor Leste.Bahkan IQAir menempatkan Jakarta sebagai ibu kota negara dengan polusi udara terburuk di antara ibu kota negara lain di Asia Tenggara. Jakarta berada di posisi ke-12 dengan skor polusi 39, peringkat polusi di negara-negara Asia Tenggara1. Indonesia 17 versi IQAir2. Myanmar 31 versi IQAir3. Vietnam 36 versi IQAir4. Laos 41 versi IQAir5. Thailand 45 versi IQAir6. Kamboja 48 versi IQAir7. Malaysia 50 versi IQAir8. Filipina 64 versi IQAir9. Singapura 74 versi IQAirSementara itu, untuk peringkat polusi tertinggi di dunia ditempati oleh Bangladesh. Kemudian disusul oleh Chad dan Pakistan di posisi kedua & ini daftar lengkap negara dengan polusi tertinggi di laporan IQAir, ada 10 negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Berikut daftarnya1. Bangladesh2. Chad3. Pakistan4. Tajikistan5. India6. Oman7. Kyrgyzstan8. Bahrain9. Irak10. NepalItulah negara dengan polusi tertinggi di dunia yang dirilis IQAir berdasarkan data 2021. Simak Video "Kualitas Udara di Jakarta Dinilai Tidak Sehat" [GambasVideo 20detik] faz/pal Berikutini penjelasan singkat masing-masing jenis pencemaran: Polusi air adalah pencemaran yang terjadi di lingkungan air ketika zat atau substansi berbahaya masuk ke dalamnya. Contoh polutan: limbah cair industri, pestisida, dan lainnya. Polusi udara adalah pencemaran yang terjadi di udara, biasanya polutan berbentuk gas atau zat partikel. Contoh: karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) dan lainnya.Polutan dikenal sebagai bahan penyebab timbulnya polusi. Makhluk hidup, zat, energi atau komponen penyebab pencemaran merupakan bagian dari polutan. Suatu zat dikategorikan sebagai polutan jika keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup, karena jumlahnya melebihi normal, berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat. Misalnya bakteri pada sampah dan kotoran, logam merkuri Hg, dan pestisida. Jenis Polutan Ada lima jenis utama polusi yang disebabkan berbagai jenis polutan, yakni polusi udara, air, tanah, cahaya dan suara. Berikut pengertian masing-masing jenis polutan tersebut. 1. Polutan Air Air yang tercemar oleh zat polutan akan menyebabkan kerusakan dan matinya ekosistem air yang tersusun dari makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan air. Hal tersebut dapat diidentifikasi dengan mudah melalui pengamatan tentang fenomena berkurangnya beberapa binatang air pada habitatnya. Dikutip dari modul Ilmu Pengetahuan Alam Pencemaran Lingkungan oleh Lina Herlina dan Rangga Bhakty Iskandar 20207, pencemaran air dapat terjadi di beberapa sumber air. Itu seperti mata air, sungai, rawa, danau, dan laut. Sementara itu, beberapa polutan juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air yaitu limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. Beberapa usaha yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah pencemaran air sebagai berikut Tidak menggunakan deterjen secara berlebihan Mengurangi penggunaan pupuk pabrik dan beralih ke pupuk organik secara masif Menghindari penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan Menjaga kebocoran instansi pengeboran minyak dan kapal tanker di daerah pantai 2. Polutan Udara Pencemaran udara terjadi karena adanya campuran polutan yang disebabkan tindakan manusia dan berdampak pada ekosistem alam. Pencemaran udara merupakan terjadinya proses penurunan kualitas udara karena masuknya unsur-unsur berbahaya seperti Karbon Monoksida CO, Nitrogen Dioksida NO2, Sulfur Dioksida SO2 dan unsur lainnya. Dikutip dari laman Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Buleleng Disperkimta, pencemaran udara oleh polutan disebabkan dua faktor, yakni alam dan manusia. Faktor alam terjadi akibat aktifitas yang terjadi di alam, seperti gunung berapi yang menghasilkan abu dan gas vulkanik. Selain itu, kebakaran hutan juga menjadi faktor alam yang menimbulkan polutas berupa asap, debu dan gas yang mengotori udara. Adapun untuk faktor manusia dalam pencemaran udara dapat terjadi dengan adanya aktifitas pembakaran sampah, kendaraan bermotor, dan sektor industri. Ada juga kegiatan lainnya yang akan menghasilkan debu, uap, grit, CO, dan NO2. TINGKAT POLUSI UDARA JAKARTA ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa. Tanah Pencemaran tanah oleh polutan terjadi sebagai akibat adanya limbah rumah tangga, kegiatan pertanian, dan pertambangan. Hal tersebut dapat terjadi lantaran mikroorganisme dalam tanah tidak dapat mengolah senyawa anargonik terutama limbah. Dampak dari pencemaran tanah dapat menyebabkan beberapa hal seperti timbulnya penyakit yang berimbas pada kesehatan manusia. Selain itu, polusi menyebabkan kualitas tanah menjadi layu, kurang subur, dan mati. Beberapa upaya dan pencegahan yang dapat dilakukan untuk melindungi tanah dari pencemaran, yaitu penambahan nutrien, melakukan penyiraman tanah agar lembab, melakukan aerasi tanah, monitoring lingkungan, dan bioremediasi. 4. Polutan Cahaya Polusi atau pencemaran cahaya adalah produksi cahaya berlebih yang dihasilkan di kota-kota besar yang dapat mengganggu aktivitas hewan nokturnal dan pola migrasi burung. Cahaya yang terlalu terang juga dapat mengakibatkan gangguan pengelihatan pada manusia yang berpotensi menyebabkan gangguan pada mata. 5. Polutan Suara Polutan suara yaitu kebisingan dengan kekuatan di atas 85 desibel seperti suara pengeboran tanah, suara konser musik rock, suara mesin pesawat jet, suara sirene ataupun speaker, hingga sonar angkatan laut. Polusi suara ringan dapat menyebabkan gangguan kecemasan dan tidak nyaman. Bahkan, polusi suara yang tinggi secara terus-menerus dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan pendengaran pada manusia. Polutan Iklim Berumur Pendek Short Lived Climate Pollutants Meskipun namanya terdengar asing, polutan iklim berumur pendek alias SLCP perlu menjadi perhatian kita semua. Polutan-polutan ini timbul dari cara mengonsumsi energi, makanan, kendaraan, dan pendingin ruangan. Dikutip dari World Resources Institute, SLCP yang paling dikenal adalah gas metana, berasal dari produksi minyak dan gas, serta produksi beras dan ternak. Gas metana juga muncul dalam proses peluruhan sampah organik di tempat pembuangan sampah dan fasilitas pengolahan air. Sementara itu, ozon troposferik adalah produk turunan dari polutan udara lainnya, termasuk gas metana. Pembakaran biomassa untuk tungku masak atau pembakaran batu bara untuk tenaga listrik dan pemanas ruangan dapat menghasilkan karbon hitam. Kemudian ada Hidrofluorokarbon HFC, merupakan gas yang dikeluarkan dari sistem pendingin udara dan kulkas. Kedua produk ini sama-sama populer, seiring meningkatnya suhu dan pendapatan masyarakat di seluruh dunia. SLCP biasanya dihasilkan dari produksi makanan dan kegiatan rumah tangga sehari-hari juga berpotensi merusak. Contohnya, ozon troposferik yang berbahaya bagi kesehatan dan mengakibatkan hasil panen menurun, serta karbon hitam yang meningkatkan risiko penyakit paru-paru dan jantung. Pada tingkat global, para ahli memperkirakan bahwa pengurangan SLCP dapat mencegah setidaknya 52 juta metrik ton kerugian hasil panen per tahun. Selain itu, sekitar 2,4 juta kematian dini akibat polusi udara di tempat terbuka juga bisa dihindari setiap tahunnya pada 2030. Dengan demikian, pengurangan SLCP dapat memberikan banyak manfaat pembangunan berkelanjutan. Ini termasuk pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, peningkatan kesehatan, energi bersih, kesetaraan gender, dan terwujudnya kota berkelanjutan dalam jumlah lebih besar. Namun, pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan benar-benar memperhatikan kebutuhan masyarakat. Contohnya, emisi karbon hitam yang dihasilkan dalam kegiatan memasak dan memanaskan hanya bisa dikurangi jika tersedia bahan bakar yang lebih bersih dengan harga terjangkau.
3 Pencemaran tanah, yaitu masuknya senyawa kimia ke dalam tanah sehingga menyebabkan perubahan pada tanah. Hubungan dari ketiga jenis pencemaran ini adalah jika sebuah pabrik menghasilkan zat buangan berupa polusi udara disebabkan oleh karbon dioksida, oksida nitrogen, oksida belerang yang lama-kelamaan akan menumpuk dan menyebabkan hujan asam.